Jual Bahan Sirih Raup Ratusan Ribu Perhari

Takengon | Lintas Gayo – Berdagang perlengkapan Sirih (Gayo : Mangas) di Takengon ternyata sangat menguntungkan. Omzet penjualannya mencapai ratusan ribu perharinya. Hal ini diungkap oleh Udin Balon, pria separuh baya asal Kabupaten Bireuen yang mengaku sudah menetap di Takengon sejak tahun 1988.

“Usaha saya berdagang bahan-bahan makan sirih, gerabah dan jeruk purut saja dan beroleh hasil penjualan kotor lebih dari Rp.200 ribu perharinya,” kata Udin yang ditemui Lintas Gayo di lapak berukuran 1,5 meter persegi di Jalan Pasar Inpres I Takengon.

Untuk barang-barang dagangannya, menurut pengakuan Udin Balon sebagian besar didatangkan dari kawasan pesisir Aceh seperti gerabah (Gayo : Belanga Tanoh), Pinang, kapur dan daun sirih dari Bireuen dan Pidie. Sementara untuk Kacu dari Kuta Cane Aceh Tenggara dan khusus untuk Konyel dari Pantan Nangka Kecamatan Linge dan dari Serule Kecamatan Bintang.

Barang dagangan lainnya yang selalu disediakan di lapak Udin adalah jeruk Purut (Gayo : Mungkur). “Saya biasanya menjual Mungkur dengan kisaran harga Rp.500 – Rp.4000 perbuahnya,” ungkap Udin.

Dan untuk Mungkur ini ada yang didatangkan dari Bireuen dan sejumlah tempat di Aceh Tengah seperti dari Owak, Serule, dan Pamar.

“Saya tidak tau untuk apa Mungkur dibeli orang,” ujar Udin saat ditanya apakah Mungkur tersebut untuk keperluan berobat alternatif.

Untuk biaya-biaya tetap perharinya, dia mengaku mengeluarkan Rp.3 ribu perharinya dengan peruntukan untuk kebersihan, pajak dan biaya kesepakatan antara pedagang yang berdagang di ruas jalan tersebut dengan salah satu dinas di Aceh Tengah. Masing-masing rincian tersebut besarnya Rp.1000,-. (Kha A Zaghlul).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.