Takengon | Lintas Gayo â Terkait hasil uji mampu baca Al-Qurâan untuk kandidat Bupati/Wakil Bupati Aceh Tengah yang diselenggarakan Jumâat (27/10/2011) lalu di Masjid Agung Ruhama Takengon dan telah dinyatakan lulus semua oleh Tim Penilai dihari yang sama sekitar pukul 18.00 Wib. Belakangan hasil keputusan ini mengundang pendapat pro-kontra dimasyarakat luas di Aceh Tengah.
Menjawab sejumlah pertanyaan public yang meragukan kelulusan seluruh kandidat yang berjumlah 24 orang tersebut, Lintas Gayo, Minggu (30/10/2011) berhasil mengkonfirmasi Ketua Tim Penilai, Drs Tgk H M Isa Umar.
 âKomisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Tengah memohon bantuan untuk melaksanakan uji mampu membaca Al-Qurâan bagi para kandidat Bupati/Wakil Bupati Aceh Tengah,â kata M Isa Umar mengawali keterangannya.
Dijelaskan sosok yang di tahun 1968 pernah menjadi juara 3 sebagai Qari di MTQ se-Aceh di Sabang ini, Â Â bahwa timnya terdiri dari 3 orang yang berasal dari 3 lembaga diantaranya dari Lembaga Pengembangan Tilawatil Qurâan (LPTQ) yang dipercayakan kepada Drs. Nasiruddin, dari Majlis Permusyawaratan Ulama (MPU) diwakilkan kepada dirinya Drs. Tgk H M Isa Umar dan dari Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Aceh Tengah mengirimkan Syamsu Dhuha.
âKami melaksanakan uji mampu baca Al-Qurâan tersebut berdasarkan pedoman yang diserahkan KIP dengan sejumlah standar penilaian,â kata M Isa Umar sambil menjelaskan diantara ketentuan tersebut adalah sifat atau jenis bacaan Murattal, membaca tidak keluar dari huruf atau bahasa Al-Qurâan.
âTim tidak menilai lancar tidak lancarnya atau cepat tidaknya para kandidat tersebut membaca Al-Qurâan,â timpalnya. Dia juga nyatakan siap bersumpah jika surat yang dibaca oleh para kandidat tidak bocor.
Dirincikan M Isa Umar, yang dinilai adalah tajwid dengan poin maksimal 50, fashahah 30 dan adab 20. Nilai yang diperoleh masing-masing peserta diakumulasikan dan jika total nilainya dibawah angka 50 maka yang bersangkutan dinyatakan tidak mampu membaca Al-Qurâan.
âDari hasil uji mampu baca kemarin, tidak ada yang mencapai nilai tertinggi seratus dan juga tidak ada yang dibawah angka 50. Maka keputusan kami semuanya mampu membaca Al-Qurâan,â kata M Isa Umar sambil menimpali penilaian adab sangat membantu kelulusan peserta.
Dia menyampaikan pujiannya terhadap seluruh peserta yang adabnya saat berhadapan dengan Al-Qurâan sangat baik dan menurut amatannya hanya satu peserta yang tampil tanpa beban. Dia tidak mengijinkan Lintas Gayo untuk menulis nama peserta tersebut.
Terakhir dia tegaskan, bahwa uji mampu membaca Al-Qurâan itu bukan Musabawah Tilawatil Qurâan (MTQ), jadi bukan perlombaan. Pihaknya juga tidak berhak memberi urutan rangking siapa yang memperoleh nilai tertinggi dan siapa yang terendah. (Kha A Zaghlul)