Tari Saman Meriahkan Malam Apreasiasi Wonderful Indonesia

Jakarta | Lintas Gayo – Sebelas mahasiswa Gayo Jakarta sukses menampilkan Tari Saman dalam rangka Apreasiasi Wonderful Indonesia di Grand Ballroom Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Kamis malam (29/12/2011). Malam apresiasi tersebut digelar Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk merayakan keberhasilan pencapaian pariwisata Indonesia tahun 2011.

Dalam kesempatan tersebut, diberikan penghargaan kepada pelbagai insan pelaku dan usaha serta pendukung pariwisata yang telah memberikan kontribusinya yang besar kepada dunia pariwisata Indonesia, khususnya pada tahun 2011. Para penerima penghargaan Apresiasi Wonderful Indonesia tahun 201, diantaranya, PT. Bharawisata Mandiri (Kategori Travel Agent), PT. Garuda Indonesia (Kategori Airline), Kabupaten Raja Ampat, Propinsi Papua Barat (Kategori Pemerintah Daerah), Kalend, Pelopor Desa Wisata Pendidikan Tulungrejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur (Kategori Perorangan), dan Museum Pasifika Asia, Nusa Dua, Bali (Kategori Museum).

Sementara itu, Kategori Lifetime Achievement, diterima Prof. Dr. H. Sukamdani Gitosardjono, President Sahid Group (Perintis Industri Pariwisata), Adhi Tirtawisata, S.H, CEO Panorama Tours (Pengabdian Pengembangan Pariwisata), Halim Indrakusuma, Pacto Organizer (Perintis MICE), dan Rahimi Sutan dari PT. Natrabu Group.

Acara itu turut diisi dengan penampilan kesenian daerah, diantaranya, orkes alat musik sasando asal Nusa Tenggara Timur dan Tari Saman yang ditarikan mahasiswa Gayo Lues yang kuliah di Jakarta. Juga, dimeriahkan artis-artis ibukota, yakni Lea Simanjuntak, Syahrini, dan Ridho Rhoma.

 “Inilah tari saman sebenarnya, yang berasal dari Kabupaten Gayo Lues dan ditarikan laki-laki. Syukur alhamduillah, pada tanggal 24 November 2011 lalu, di Nusa Dua, Bali, United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) telah menetapkan Tari Saman sebagai warisan budaya dunia tak benda dari Indonesia,” kata Abu Rahmat, Koordinator  Tari Saman, di hadapan seluruh peserta, termasuk beberapa Menteri dan pejabat-pejabat penting yang hadir pada malam itu.

Usai pementasan, Rahmat, mengharapkan, perhatian yang serius dari Pemerintah Kabupaten Gayo Lues terhadap pengenalan Tari Saman di Jakarta. “Kami kurang diperhatikan. Dan, kami seperti jalan sendiri. Untuk baju Saman—kerawang Gayo—saja kami tidak punya, sehingga harus disewa dalam setiap pementasan. Kami mau memperkenalkan Tari Saman, karena sudah menjadi tanggung jawab kebudayaan kami, sebagai putra Gayo. Apalagi, Saman sudah diakui UNESCO. Dengan demikian, perlu usaha yang lebih lagi dalam mengenalkan dan melestarikan tarian ini,” ujarnya.

(Faiz Akbar) 

 .

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.