Takengon | Lintas Gayo – Puluhan masyarakat mendatangi Kantor Badan Rekontruksi Aceh (BRA) Kabupaten Aceh Tengah di Jalan Takengon-Bireun (7/3/2012). Masyarakat perwakilan dari beberapa desa dari Kecamatan Ketol itu meminta kepada pihak BRA agar memverifikasi ulang pendataan bantuan rumah konflik.
Masyarakat menduga pihak pemerintah Aceh Tengah tidak transfaran dalam pembagian rumah korban konflik. Hal ini terbukti di lapangan banyak indikasi pihak aparatur pemerintahan desa yang mendapat rumah bantuan, seperti Kepala Desa, Kaur Pemerintahan, BPK, sebut Apali warga desa Belang Mancung yang ikut berdelegasi tersebut.
Selain itu, desa yang tidak menjadi korban konflik mendapatkan bantuan rumah diantaranya, desa Bah, Kekuyang, Serempah. Desa ini menurut Apali sebelumnya tidak terkena dampak konflik. āKenapa masyarakatnya mendapatkanā, ketus Apali.
Di desa Belang Mancung menurut Apali, korban konflik sebanyak 157 kepala keluarga, sampai hari ini hanya mendapat janji-janji saja. Warga Belang Mancung sudah beberapa kali menghadap Bupati Aceh Tengah, namun yang di dapat hanya janji-janji semata, sampai hari ni belum terealisasi. āKedatangan kami ke kantor BRA karena kami sudah jemu dengan kata sabarā, imbuh Apali.
Masyarakat desa berharap kepada aparat hukum segera turun tangan menangapi masalah yang tengah mereka hadapi, kata perwakilan warga lainnya, Pak Bai mantan kepala desa Pantan Reduk.
Pak Bai sangat menyesalkan sikap BRA seakan lepas tangan dengan kejadian di masyarakat. “Apabila ini tidak ditanggapi dalam tempo 4 hari, maka kami akan turun kejalan demo besar-besar,” cetus Pak Bai.
Ā Hal lain yang mencuat dari aksi Demo masyarakat yang didampingi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Aceh Tengah itu, muncul masalah pemotongan nilai bantuan dari BRA senilai, Rp.5 juta. Bantuan pembangunan rumah untuk korban konflik yang seharusnya di terima oleh korban konflik sebesar, Rp 40 juta, namun oleh pihak BRA di potong.
Biasanya, menurut Pak Bai, bantuan BRA langsung di ambil dari salah satu Bank yang ada di daerah, namun belakangan uang bantuan di terima masyarakat di rumah salah satu oknum BRA. āKami sangat menyesalkan sikap BRA yang memotong bantuanā, ujar Pak Bai lagi.
Menanggapi sejumlah tuntutan warga tersebut, Ketua BRA Win Winara, di hadapan para pendemo mengatakan sejauh ini laporan yang disampaikan oleh masyarakat dirinya mengatakan belum mengetahui.
Namun dirinya akan menindaklanjuti laporan masyarakat mengenai adanya pemotongan uang bantuan dan juga bagi masyarakat yang belum menerima bantuan rumah. āSaya akan upayakan dan saya bertanggungjawab, niatnya kita baik,” kata Win Winara.
Menanggapi hal ini, Ketua GMNI Aceh Tengah Aramiko Aritonang menyatakan bahwa masalah ini sudah lama terjadi dan belum selesai sampai hari ini. Menurutnya data lama perlu di tinjau ulang, sehinga aparatur kampung yang juga ikut menikmati bantuan BRA agar di tindak secara hukum.
“Bila masalah ini terus berlarut-larut, GMNI dan masyarakat korban konflik akan melakukan demo yang lebih besar”, cetus Aramiko.Ā (Maharadi/Red.03)
.