Tangerang | Lintas Gayo â Peneliti dan penulis biografi âpahlawan nasionalâ asal Gayo, Prof. Dr. M. Din Madjid mengeluhkan terbatasnya dicetaknya buku Aman Dimot âPerang Pedang Berdarah: Kisah Perjuangan Abu Bakar Aman Dimot 1947-1949â oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah. âSepengetahuan saya, buku tersebut hanya dicetak sejumlah 200 eksempelar,â katanya di Tangerang Selatan, Rabu (8/8/2012)
Namun, ungkap Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah itu, ke 200 buku tersebut tidak tahu keberadaannya. âSeharusnya, buku-buku itu bisa menjadi pegangan buat guru-guru sejarah di Aceh,â sebutnya. Juga, bagi elemen sipil dan publik di Aceh.
Dengan demikian, sejarah Aman Dimot bisa melembaga di dunia pendidikan. Lebih khusus lagi, di Gayo; Kabupaten Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Gayo Lues, dan Kabupaten Bener Meriah.
Oleh karena itu, sarannya, buku biografi Aman Dimot tersebut perlu dicetak agak banyak. Dengan demikian, masyarakat bisa âmengkonsumsiâ buku tersebut. âSaya pikir, buku ini jadi kebutuhan publik di Aceh,â tegasnya.
Alumni Universitas Leiden itu, beranggapan, Aman Dimot layak jadi pahlawan nasional dari Gayo, Aceh. Penguatan itu didasarkannya pada penelitian dan data-data yang dimilikinya. Hanya saja, katanya, perlu keseriusan dari Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah untuk memperjuangkannya. (al-Gayoni)