Hiforia Sejarah: Ewetmi Ko Rakyat Gayo

Oleh: Irwan Putra*

SEJARAH selalu menjadi perdebatan yang hangat, banyak di minati dan bahkan selalu di tunggu-tunggu dari semua kalangan terutama dari kalangan sejarawan, mereka yang peduli dengan sejarah bahkan orang-orang atau suku-suku yang terlibat langsung dalam sejarah tersebut, karena sejarah adalah pembuktian jati diri tentang asal muasal sebuah suku/keturunan, peradaban manusia dan dapat pula sebagai pembangkit rasa cinta terhadap tanah  air, leluhur dan sebagainya karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai dan mengetahui akan sejarahnya.

Hal inilah yang nampaknya sedang dirasakan oleh seluruh urang Gayo yang ada di seluruh penjuru dunia dan khususnya masyarakat Gayo yang bermukim atau menetap di tanoh Gayo sendiri. Perasaan senang dan bahagia meliputi hampir seluruh dataran tinggi Gayo, disana sini orang beramai-ramai membicarakan persoalan ini bahkan lebih sensaisinional dari pada Pilkada yang belum jelas endingnya. dikarenakan penemuan sebuah situs purbakala yaitu fosil kerangka manusia berusia 7.400 tahun di Loyang Mendale, Kebayakan Aceh Tengah, yang di perkirakan sebagai nenek moyang suku Gayo, di tambah lagi dengan peluncuran buku Merangkai Identitas Gayo” ditulis Ketut Wiradnyana dan Taufikurrahman Setiawan yang membuktikan bahwa legenda atau dongeng bahwa orang Gayo adalah suku pertama yang mendiami Aceh, yang menjadi perbincangan dari mulut ke mulut, dari generasi ke generasi itu memang benar adanya.

Mulai terkuaknya sejarah masyarakat Gayo yang dahulu di ragukan oleh dunia luar orang Gayo kerena tidak memiliki bukti dasar yang kuat atau otentik tetapi dengan ditemukannya kerangka manusia purba sedikit demi sedikit orang Gayo mulai dapat membuktikan  tentang ke absahan legenda tersebut dengan secara perlahan-lahan tetapi pasti  walau mungkin akan melalui beberapa tahapan proses lagi,  semua misteri ini akan bisa terkuak.

Kita semua wajib bersyukur dan patut merasa Berbangga karena sekarang sejarah masyarakat Gayo mulai  terang, di tengah prahara asal usul orang Gayo yang melengenda ditambah dengan baru terselenggaranya Konferensi Internasional Kerajaan Linge Gayo (ICGK-I) yang diselenggarakan oleh World Gayonese Association (WGA) dilangsungkan 7-9 Oktober 2012 di Kedah malaysia dan di tambah lagi dengan cerita-cerita turun-temurun yang mengisahkan bagaimana kejayaan bangsa Gayo di masa dahulu kala, dari penomena yang terjadi saat ini penulis beranggapan bahwa di satu sisi ini adalah pencapai fantastis serta sangat-sangat luar biasa atas gelombang penasaran yang selama ini begitu dasyatnya melanda ahli-ahli sejarah dan khususnya orang Gayo yang berada di berdomisili di luar daerah Gayo. Adalah sebuah kebanggaan bagi kita sebagai suku yang hanya di anggap sebagai suku minoritas di Aceh, dan suku pengunungan yang mengasingkan diri karena takut masuk Islam (MH. Gayo, Balai Pustaka : 36).

Hiforia penguakan sejarah masyarakat Gayo jangan hanya menjadi sebuah kesenangan semata lalu kita terbuai dan terlena serta sudah merasa berpuas diri atas apa yang sudah kita raih di masa lalu, karena jalan ini masih panjang, masih jauh dari kata ‘the and’. Kita masih punya beberapa dan bahkan ribuan tahapan sejarah  kedepan yang harus kita jalani serta yang patut menjadi catatan kita agar kita bisa mengulang kejayaan bangsa Gayo yang dahulu kala pernah bertahta di Linge. Sebagai orang Gayo kita sangat percaya Linge sebagai awal dari kerajaan-kerajaan yang ada di Aceh, dapat kita simpulkan bahwa nenek moyang orang Gayo dahulu adalah orang-orang yang mempunyai kualitas sumber daya manusia (SDM) yang unggul serta berkualitas, tetapi bagaimana dengan keadaan orang gayo saat ini, apakah sekarang kita masih memiliki SDM yang unggul dan berkulitas? Ada tetapi berapa banyak?  jika memang benar kita memiliki SDM yang luar biasa, mengapa kita harus terus terpuruk sampai dengan saat ini, sedangkan sumber daya alam (SDA) kita sangat melimpah dan tingkat kesejahteraan kita sangat jauh dari daerah-daerah lainnya di Provinsi Aceh.

Dari sejarah yang mulai  terkuak dan cerita turun-temurun yang berkembang, tanpa ingin memunculkan sipat sukuisme atau menganggap suku sendiri yang paling benar. Suku masyarakat Gayo adalah suku tertua yang mendiami pedalam/pegunungan Aceh, berarti secara tidak langsung suku Gayolah yang menjadi tuan rumah di Aceh, tetapi seiring dengan pembuktian sejarah itu, apa yang dapat kita ambil sebagai bahan renungan untuk kita sebagai generasi penerus orang Gayo. Masyarakat Gayo yang harus lebih mendominasi atau unggul dalam semua tataran kehidupan di Aceh, namun selama ini hanya ada kemunduran dan kemunduran yang di dapati oleh orang Gayo sendiri.

Dari momentum ini lah kita seharusnya mulai berkaca, dimanakah posisi tawar orang Gayo kita saat ini. suku Gayo harus bangkit kembali sebagai sebuah suku bangsa yang  besar yang pernah mengalami kejayaan dan beradaban yang sangat tinggi di masa lalu, kita tidak boleh hanya terlena dengan sejarah, karena menurut teori Darwinisme sosial dari Charles Darwin, yang akan bisa bertahan hidup (menang, berjaya, survive) bukanlah yang paling kuat atau yang paling pintar, melainkan yang paling responsif terhadap perubahan,” karena itu sejarah Kejayaan Linge  masa dahulu mesti kita ulang kembali sebagai dasar pembangkit motivasi kita agar urang Gayo lebih reponsif terhadap perubahan zaman saat ini untuk membawa daerah Gayo lebih sejahtera dan maju dalam segala bidang di masa kini dan di masa yang akan datang, karena saat ini dunia sedang melihat, mempelajari dan membandingkan bagaimana kejayaan Gayo dahulu dan keadaan Gayo saat ini, mereka akan memberikan penilaian kepada kita tentang Gayo, tentu kita semua tidak ingin mereka beranggapan bahwa inilah bangsa yang mengalami kemunduran dalam segala hal setelah mengalami fase kejayaan, karena tidak bisa mempertahankan apa yang sudah di capainya. Ewetmi ko rakyat Gayo.(irwanputra88[at]gmail.com)

*Mahasiswa asal Bener Kelipah di Bandung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.