BANDARA Udara adalah kawasan di daratan dan atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang dan tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.
Bandara Rembele merupakan pintu gerbang utama memasuki daerah dataran tinggi Gayo yang sangat strategis, dimana dataran tinggi Gayo adalah merupakan daerah wisata alam yg sangat indah, untuk itu sangat diperlukan sebuah bandara didaerah ini.
Bandar Udara Rembele yg terletak di desa Bale Atu dan Rembele Kabupaten Bener Meriah yang awal pembangunannya dimulai sejak tahun 2000 dan mulai beroperasi tahun 2003 dengan penerbangan perdana menggunakan pesawat CN 235 dan seterusnya dengan penerbangan PERINTIS yang disubsidi oleh pemerintah menggunakan pesawat Cassa 212.
Awalnya penerbangan perintis ini menggunakan dana APBD Aceh Tengah selama 6 bulan serta selanjutnya menggunakan dana APBN Departemen Perhubungan (Kementerian Perhubungan) sampai sekarang ini, begitu juga dengan pembangunan fasilitas yang ada di bandar udara rembele pada awalnya menggunakan dana dari APBD Aceh Tengah dan APBD Propinsi Aceh dan dilanjutkan dengan dana dari APBN Departemen Perhubungan (Kementerian Perhubungan) sampai sekarang ini.
Pengertian dari Angkutan Udara Perintis adalah angkutan udara niaga yang melayani jaringan dan rute penerbangan untuk menghubungkan daerah terpencil dan pedalaman atau daerah yang sukar terhubungi oleh moda transportasi lain, yang secara komersial belum menguntungkan.
Tujuan dari angkutan udara perintis tersebut adalah mendorong pertumbuhan dan pengembangan wilayah yang mana daerah tersebut berpotensi untuk dikembangkan serta untuk menunjang program pengembangan dan pembangunan daerah serta mendorong perkembangan sektor lainnya, sebagai contoh dimana daerah gayo yang sangat terkenal dengan daerah penghasil kopi terbaik dunia dan diharapkan dapat mengembangkan potensi daerah melalui kopi.
Penerbangan saat ini dilayani dengan penerbangan perintis yang disubsidi oleh pemerintah melalui anggaran Kementerian Perhubungan dengan menggunakan jenis pesawat Cassa 212-200 dengan operator PT. Nusantara Buana Air (NBA) dengan jadwal 2 kali seminggu yaitu pada hari selasa dan hari sabtu dengan rute Polonia-Rembele (PP). Penerbangan Perintis dengan rute Polonia-Rembele (PP) dimana setiap penerbangan dengan jenis pesawat Cassa 212-200 dengan jumlah 18 seat dan rata-rata penumpang setiap terbang 15 orang yang pada tahun 2009 jumlah penumpang Polonia-Rembele sebanyak 485 orang, Rembele-Polonia 589 orang total 1.074 orang, tahun 2010 Polonia-Rembele sebanyak 1.191 orang, Rembele-Polonia 1.407 orang total 2.598 orang, tahun 2011 Polonia-Rembele 1.074 orang, Rembele-Polonia 1.111 orang total 2.185 orang. Data ini menunjukkan intensitas penumpang dari tahun ke tahun semakin meningkat.
Disamping penerbangan perintis ada juga penerbangan charter dengan menggunakan jenis pesawat Cesna Grand Carapan (Susi Air) terbatas pada tamu Pemerintah Daerah Bener Meriah dan Aceh Tengah
Bandar Udara Rembele yang terletak pada ketinggian lebih kurang 1.430 Meter diatas permukaan laut telah memiliki fasilitas pokok serta penunjang, adapun fasilitas sisi udara yaitu landasan pacu sepanjang 1.400 x 30 M (dengan titik azimut timur 27 dan barat 09), Apron 100 x 80 M, taxi way 23 x 185 M, turning area 80 x 50 M, marking landasan serta fasilitas sisi darat yaitu gedung terminal 400 M, gedung kantor 104 M, gedung operasional 24 x 3 tingkat, tempat parkir kendaraan, alat komunikasi yaitu VHF, SSB, Telpon, dan peralatan navigasi udara yaitu NDB.
Bandar Udara Rembele adalah instansi vertikal atau Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan yang pengelolaannya langsung bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan yang setiap tahun mendapat anggaran dari Kementerian Perhubungan.
Untuk masa yang akan datang Bandar Udara Rembele diharapkan dapat didarati dan diterbangi oleh pesawat berbadan sedang seperti Fokker 50 (berkapasitas 50 seat) dan ATR 72 (berkapasitas 70 seat) namun landasan pacu yang ada saat ini masih 1.200 meter merupakan kendala untuk didarati oleh jenis pesawat tersebut dan juga elevasi yang terlalu tinggi yaitu lebih kurang 1.435 meter DPL atau 4.500 ft yang sangat berpengaruh terhadap daya angkut dan daya dorong dari pesawat tersebut sehingga kalaupun dapat didarati dan diterbangi oleh pesawat jenis tersebut harus mengurangi beban penumpang dan barang.
Menurut master plan yang ada, panjang landasan pacu adalah 2.500 meter dan saat ini baru dapat diselesaikan sepanjang 1.400 meter, untuk mencapai apa yang telah direncanakan untuk membangun bandar udara rembele sangat dibutuhkan dukungan dari semua pihak terutama pemerintah daerah, sebab menurut master plan yang ada dimana terdapat sebagian tanah untuk perpanjangan landasan sepanjang 2.500 meter tersebut ada yang belum dibebaskan.
Lanjutan pembangunan bandara rembele sepanjang 2.500 meter tersebut maka dapat didarati dan diterbangi dengan pesawat yang berbadan besar dan sangat, dengan adanya perkembangan pembangunan di semua sektor guna mendukung percepatan pembangunan daerah yang mana bandara rembele yang berlokasi di Kabupaten Bener Meriah yang baru berdiri pada tahun 2004 pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah yang saat ini sedang giat-giatnya melakukan pembangunan infrastruktur disemua sektor terutama sektor transportasi, dengan harapan semoga Bandar Udara Rembele dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di kedua kabupaten, Bener Meriah dan Aceh Tengah hingga menjadi sarana transportasi yang handal serta diminati oleh masyarakat serta para pebisnis di daerah Gayo dengan memanfaatkan alam dan komoditas yang ada di Gayo ini.###
*Kepala Bandara Rembele