Saatnya Pemerintah Berinisiatif Subsidi Harga Kopi Gayo

Kopi Arabika Gayo_Khalisuddin

Banda Aceh | Lintas Gayo – Akademisi asal Gayo di Banda Aceh Drs.Jamhuri Ungel, MA berharap kepada pemerintah Aceh Tengah dan Bener Meriah untuk segera mengambil langkah-langkah kongkrit untuk mengatasi harga kopi Gayo yang anjlok, karena dapat mempengaruhi berbagai aktifitas masyarakat termasuk pendidikan.

“Pemerintah kedua kabupaten perlu mengambil langkah kongkrit untuk mengatasi itu,” kata Jamhuri kepada Lintas Gayo di Banda Aceh, Senin (6/5/2013).

Jamhuri menilai, seharusnya pemerintah sudah mengantisipasi anjloknya harga kopi,karena persoalan yang sama kerap terjadi. Disebutkannya, sebaiknya untuk harga kopi pemerintah mensubsidi agar harga stabil, kemudian pemerintah menjualnya kembali ketika harga mulai normal.

“Atau dengan cara lain, seperti pemerintah bisa memanggil pengusaha kopi untuk berembuk soal harga, supaya kopi Gayo tetap stabil,”katanya.

diakui sekretaris Keluarga Negeri Antara (KNA) Banda Aceh ini, dirinya sangat kuatir dengan kondisi perekonomian petani di Takengon dan Bener Meriah, karena dapat berdampak luas ke pendidikan.

“kalau kondisi ini terus didiamkan, pastilah akan berdampak,” demikian kata Jamhuri.

Giling Kopi

Dosen IAIN Ar-Raniry ini juga melihat ada perubahan mendasar dalam pola kerja petani Kopi di Gayo, seperti menjual kopi langsung gelondongan, tidak seperti dulu yang digiling dan di jemurterlebih dahulu agar harga tetap tinggi.

“Kebiasaan menjual merah ini harus dikembalikan juga, agar penjualan hasil kopi sempurna,” katanya.

Jamhuri melihat,usaha perubahan itu harus dilakukan,pun pada pola petani yang pantas ikut memahami berdagang, agar tidak mudah tertipu pasar.

“Petani pun harus bisa berdagang, dan sudah saatnya semua harus mengacu pada ekonomi,” jelasnya.(Atia)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

3,627 comments

  1. hakikat subsidi hanya mampu menyelesaikan rasa sakitnya saja tapi bukan menghilangkan penyebab rasa sakit tersebut, jadi yang perlu adalah menyusun regulasi tentang tata niaga kopi. dan membangun pusat penelitian kopi di kawasan sentral kopi, baik secara bioteknologi maupun tentang pemasaranya.