by

Lintas Gayo Akan Adakan Pelatihan Jurnalistik

Lintas Gayo bersama  Muhadi dan Bachtiar Gayo
Lintas Gayo bersama Muhadi dan Bachtiar Gayo

Takengen | Lintas Gayo -Gayo membutuhkan wartawan muda yang professional, sehingga terciptanya generasi yang berkesinambungan. Lintas Gayo yang selama ini dibaca di seluruh dunia, menyadari perlunya ada regenerasi dalam dunia Pers.

Untuk mewujudkan kesinambungan generasi ini, Lintas Gayo berencana akan melaksanakan pelatihan jurnalistik, khusus bagi personil LG dan juga merekrut generasi muda Gayo dari berbagai disiplin, termasuk kalangan pelajar.

Hal itu disampikan Alfazri Gayo Direktur Lintas Gayo, ketika mengundang, Bahtiar Gayo, wartawan Waspada, untuk “mendiskusikan” tentang program pelatihan jurnalistik, di caffe Batas Kota, Sabtu (5/10), sambil menikmati masam jing, usai shalat Magrib.

Saat berdialog kecil tentang pelatihan itu, Muhady wartawan muda yang aktif di media cetak dan online, menyambut gembira dengan adanya pelatihan itu. ” Saya sangat senang dengan gagasan ini, semoga kegiatan ini cepat diadakan,” kata lelaki yang rajin mengutak- atik BB ini.

Menurut Al Fazri Gayo, tehnis pelatihan juga akan dibuat santai, tidak terlalu kaku. “ Kita adakan pelatihan dalam pertemuan rutin, sehingga tidak jenuh. Apalagi nara sumber berada di Takengen dan siap hadir kapan dibutuhkan,” sebutnya.

“Kami sudah menyampaikan dalam salam Redaksi Lintas Gayo, ketika media ini membuka sejarah baru dengan personil dan managemen baru. Kami ingin hidup 1.000 tahun lagi. Untuk mewujudkan obsesi ini, perlu adanya regerasi berkesinambungan,” sebutnya.

“Saya dukung penuh dan siap membantu. Gayo membutuhkan manusia handal yang bukan hanya mampu beretorika, namun mampu menjelmakan retorikanya dalam bentuk tulisan. Kita butuh manusia yang rajin menulis,” sebut Bahtiar Gayo, wartawan terbaik Waspada dan sekaligus meraih prediket pertama saat dilaksanakan ujian kompetensi wartawan PWI Aceh.

Sebenarnya, sebut Bahtiar Gayo, jauh-jauh hari saya sudah menyarankan kepada Lintas Gayo untuk mengadakan pelatihan. “ Saya tidak minta bayaran, kita duduk sama-sama, dalam satu hari misalnya satu jam, kemudian kapan lagi pertemuan dilanjutkan untuk membahas perkembangan latihan,” sebutnya.
“Namun saran yang saya sampaikan berulang kali, ahirnya saya jadi malu. Ada kesan saya yang butuh untuk mengadakan pelatihan di Lintas Gayo, sementara sampai sekarang tidak jadi pelatihan. Mungkin saya dianggap tidak mampu dan belum kompeten,” sebut Bahtiar.

Mendapat jawaban dari wartawan senior di Gayo ini, Fazri tersentak dan minta maaf atas pengalaman masa lalu. “Kini kita rubah managemen, Gayo membutuhkan kesinambungan wartawan. Semuanya ini bukan untuk kita pribadi, tapi untuk Gayo, karena Lintas Gayo milik urang Gayo,” sebut Fazri.

Direktur Lintas Gayo ini akan mengagendakan pelatihan secara kontinu itu, walau tidak formil, namun dapat menjadi masukan dan perubahan buat generasi penerus. Gayo butuh wartawan, bukan hanya untuk LG namun untuk urang Gayo. ( Zan KG)

 

Comments

comments