by

AMPESS Minta Pemerintah Aceh Tegas Terhadap PT Nafasindo

Ardhiyanto
Ardhiyanto

Banda Aceh | Lintas Gayo – Kalangan mahasiswa dan Pemuda yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Peduli Aceh Singkil (AMPPES) meminta agar Pemerintah Aceh tegas terhadap perusahaan PT Nafasindo di Kabupaten Singkil.

“Ini sangat kami harapkan demi tercapainya keadilan untuk rakyat kecil juga membuktikan bahwa masyarakat dapat berdaulat di tanahnya bukan dijajah di tanah yang mereka miliki sendiri,”terang Ardhiyanto Kepada Lintas Gayo, Kamis (21/02/2013) malam.

Ardhiyanto menambahkan, dengan terjadinya konflik yang berlarut-larut sampai puluhan tahun antara masyarakat Aceh Singkil yang berada di sekitar perkebunan sawit PT Nafasindo dengan pihak PT Nafasindo membuktikan tidak adanya ketegasan dari pihak Pemerintah terhadap permasalahan ini.

”Kami sangat menyayangkan pertemuan hari ini yang dihadiri oleh seluruh stoke holder yang di fasilitasi oleh Pemerintah Aceh. Seharusnya tidak ada kesepakatan yang deadlock bila Pemerintah Aceh berpihak kepada masyarakat,”terang Ardhiyanto tegas.

Lanjutnya, sepengetahuan mereka pihak PT Nafasindo bersalah karena telah menggarab lahan di luar izin HGU yang diberikan, dan kasus itu diakui sendiri oleh pihak PT Nafasindo kepada Gubernur Aceh saat pertemuan mereka antara Pemerintah Aceh, PT Nafasindo dan Mahasiswa asal Singkil yang mereka gelar hari ini.

”Sepatutnya pihak Pemerintah Aceh bisa langsung memberikan sanksi kepada perusahaan tersebut. Dan memerintahkan agar perusahaan tersebut wajib melepaskan seluruh lahan yang di luar izin HGU mereka miliki,”ungkap Ardhiyanto.

Ardhiyanto yang juga sebagai Koordinator AMPESS itu mengungkapkan, dalam hal itu mereka juga menegaskan agar Pemerintah Aceh dapat mengacu pada hasil ukur ulang yang dilakukan oleh pihak BPN Aceh, bukan hasil pengukuran dari pihak BPN Pusat. Karena mereka merasa ada hal yang mencurigakan dari pengukuran BPN Pusat.

”Kami kecewa dan heran, kenapa secara tiba-tiba saja hasil ukuran tersebut ditetapkan tanpa sepengetahuan dan keterlibatan dari masyarakat yang berkonflik,”ungkap Ardhiyanto geram.(Supri Ariu/red.04)

Comments

comments