by

Acara Maulid Dihentikan Rakyat Mengamuk

Takengen | Lintas Gayo – Masyarakat Desa Bius Kecamatan Silih Nara Kabupaten Aceh Tengah  mengamuk dan merusak serta menganiaya beberapa Orang Korea, pada Selasa (13/01/2014).

Kejadian ini di akibatkan lantaran Mr.Coy yang merupakan Warga Negara Korea Selatan yang juga bekerja di PLTA Peusangan 1 dan 2 dari Perusahaan PT.Hyundai, memerintahkan bawahanya yang bernama Yono untuk menghentikan acara maulid yang di adakan masyarakat di menasah yang berdekatan dengan kantor Hyundai.

Pada saat acara maulid nabi yang sedang hikmad di laksanakan warga kemudian panitia acara maulid di temui oleh Yono yang merupakan suruhan dari Mr.Coy untuk menyampaikan pesan yang di amanahkan Mr.Coy untuk menghentikan acara maulid yang sedang di laksanakan, karena di anggap mengganggu kegiatan Hyundai akibat bising suara mic dari acara maulid yang di laksanakan di meunasah yang berdekatan dengan kantor Hyundai.

Akibat hal ini masyarakat yang mengetahui pesan Mr.Cuy mulai berang dan marah tak terkendali sehingga, masyarakat yang ada di desa Bies dan desa Wih Bakong mendatangi kantor Hyundai secara berbondong-bondong dan kemarahan wargapun tak dapat di bendung oleh aparat kepolisian Polsek Silih Nara karena kalah jumlah anatara masyarakat dengan Anggota Polsek Silih Nara.

Sesampainya warga di Kantor Hyundai masyarakat mulai menyisir kantor dan mencari semua Orang Korea yang bekerja di Hyundai tersebut, ada beberapa arang asing tersebut di aniaya dan ada juga yang lari dan sembunyi di kamar mandi hal ini di ketahui setelah aparat kepolisian dari Polres Aceh Tengah sudah datang dan mulai mengamankan orang Korea Tersebut.

Dari kejadian ini Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Aceh sangat mengutuk sikap yang sangat tidak menghargai acara keagamaan yang sedang di laksanakan Masyarakat Bius yang beragama Islam.

Kita juga meminta kepada Pemerintah Indonesia untuk mendeportasi Orang Asing (Korea) tersebut dan memutuskan Kontrak Pembangunan PLTA Peusangan 1 dan 2 dengan PT Hyundai yang mana mereka telah melukai hati masyarakat Aceh Tengah yang pada Umumnya beragama Muslim.

Hal ini merupakan pelecehan Agama yang di lakukan oleh Orang Korea tersebut yang sangat sulit untuk kita maafkan, dan kita juga meminta kepada pemerintah daerah atau DPRK Aceh Tengah agar mengevaluasi kembali keberadaan orang asing kedepanya yang tinggal dan bekerja di Aceh Tengah agar mereka di berikan penyuluhan terkait Kearipan lokal dengan kata lain mengetahui Adat Istiadat masyarakat gayo dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, sehingga orang asing yang masuk ke wilayah kita bisa menghargai kita.

Dan GMNI Aceh juga meminta pertanggungjawaban Dinas Tenaga Kerja yang berkopeten terkait hal ini, dan ada keluhan dari beberapa pekerja yang bekerja di bawah PT.Hyundai mengeluhkan bahwa mereke Bekerja Dari Jam Tujuh pagi dan Berhenti bekerja jam Tujuh sore, kejadian ini sudah lama terjadi dan dulu ada teman kami yang melawan kebijakan ini lalu dia di Pecat ujar (Iyan) Nama samaran yang tidak ingin di sebutkan identitasnya ini. (Rel)

Comments

comments