Nagan Raga | Lintas Gayo– MTQ Aceh ke 32 di Nagan Raya, untuk kontingen Aceh Tengah masih memunculkan dua wajah tua yang senantiasa mendampingi para qari dan qariah. Duet Umar yang hadir menjadi sosok panutan. Karya karya mereka sebelumnya dalam menyukseskan MTQ untuk Aceh Tengah sudah terukir dalam sejarah, walau belum ada catatan resmi.
M.Isa Umar, qari tilawah pertama untuk Aceh Tengah saat pertama dilangsungkan MTQ tingkat provinsi di Sabang tahun 1969, sampai kini masih setia mendampingi kontingen. Demikian dengan Alwi Umar, pensiunan di KUA Aceh Tengah, juga senantiasa hadir dalam syiar Islam ini.
Dua tokoh tua itu ikut tidur bersama, makan bersama dan merasakan suka dan duka bersama dengan para qari dan qariah Aceh Tengah. Saat ditemui di Nagan Raya, kedua sosok ini terlihat masih semangat.
Menurut Isa Umar dalam bincang-bincangnya, yang turut didampingi Kadis Syariat Islam, Alam Syuhada, dan Kemenag Amrun Saleh, perbedaan MTQ dulu dengan sekarang sudah jauh berubah dan mengalami dinamika.
“Dulu pada masa saya hanya cabang tilawah yang diperlombagakan, sekarang berbagai cabang bermunculan,” sebutnya.
Isa Umar dan Ramli Aman Tawardi adalah sosok tua dalam bidang tilawah untuk Aceh Tengah. M Isa Umar, lelaki yang menjadi imam di masjid Quba Bebesen ini, telah melahirkan generasi tilawah yang mengharumkan nama Aceh. Almarhumah Zuraidah dan Laina Widat Abdullah.
Dia juga pernah mewakili Aceh untuk level nasional saat dilangsungkan MTQ nasional di Banda Aceh pada tahun 1981. Namun Isa Umar harus mengakui qari dunia H. Muaammar, lebih unggul dari dirinya.
Kini walau sudah tua Isa Umar tetap mendampingi para qari dalam mengembangkan alunan tilawah. Dia juga pada masa mudanya menempa diri dalam mengembangkan tilawah. Dia berguru pada qari Hasan Basri yang menjadi juara nasional selama dua bulan penuh.
Kemudian belajar dengan Azrai Abd Rauf dari Medan yang juga merupakan qari nasional, selama 3 bulan di Medan. Saat ini MTQ sudah berbeda dibandingkan dulu, cabangnya sudah beragam dan manusia berlomba-lomba untuk meningkatkan kualitas.
“Persoalan suara yang merdu yang diandalkan negeri dingin Gayo, ternyata negeri lainya di Aceh ini juga memiliki suara yang merdu. Kompetitifnya dalam segala lini semakin terasa. Aceh Tengah sudah menunjukkan kualitas dalam persoalan MTQ dan setiap tahunya semakin meningkat, namun kabupaten lainnya juga berusaha meningkatkan kualitasnya, sebut Isa Umar.
Kalau Isa Umar ahli dalam tilawah, bagaimana dengan pemaian tua yang senantiasa mendampingi kontingen Aceh Tengah. Sosok Alwi Umar yang ahli dalam menggores kuas diatas kanvas juga memiliki catatan sejarah untuk Gayo. (Bersambung – Relis)