
Redelong| Lintasgayo.com – Inovasi pertanian terus berkembang di Kabupaten Bener Meriah. Kali ini, para petani kopi di daerah sentra arabika itu mulai menerapkan sistem Inkolema—integrasi budidaya kopi dan lebah madu—yang terbukti meningkatkan produktivitas dan pendapatan.
Penelitian yang dilakukan oleh Dedi Ikhwani, mahasiswa Program Magister Agribisnis Universitas Syiah Kuala, menyebutkan bahwa penerapan Inkolema memberikan dampak positif terhadap usaha tani kopi rakyat. Dalam studi yang dilakukan sejak Oktober 2023 hingga September 2024 itu, sebanyak 65 petani kopi menjadi responden utama.
“Produktivitas kopi meningkat sebesar 2,87 persen, sedangkan pendapatan petani dari hasil kopi naik 4,44 persen setelah menerapkan Inkolema,” ungkap Dedi.
Tak hanya dari kopi, petani juga memperoleh pendapatan tambahan dari madu yang dihasilkan oleh lebah peliharaan di tengah kebun kopi. Rata-rata petani mampu memanen 57,4 kg madu per hektar per tahun, dengan pendapatan mencapai hampir Rp10 juta rupiah per hektar. Total pendapatan petani meningkat signifikan.
“Setelah menerapkan Inkolema, pendapatan petani meningkat hingga 24,48 persen jika dibandingkan sebelum integrasi dilakukan,” tambahnya.
Penelitian ini juga menyoroti aspek keberlanjutan. Berdasarkan analisis Multi Dimensional Scaling (MDS) menggunakan aplikasi Rapcoffee, sistem Inkolema dinilai cukup berkelanjutan dengan nilai indeks 73,25 persen yang mencakup dimensi ekologi, ekonomi, dan sosial.
Salah satu keuntungan utama dari integrasi ini adalah efisiensi sumber daya. Lahan kopi tetap digunakan sebagai tanaman utama, sementara lebah madu membantu proses penyerbukan, mengendalikan hama, dan menghasilkan produk tambahan berupa madu. Ini membuat model Inkolema tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga mendukung pertanian ramah lingkungan.
Dalam penelitiannya, Dedi Ikhwani menyebut, bila 10 persen dari total lahan kopi arabika di Bener Meriah (sekitar 4.600 hektar) menerapkan sistem Inkolema, potensi tambahan produksi madu bisa mencapai 260 ton per tahun, dengan nilai ekonomi yang besar bagi petani dan daerah.
Melalui karyanya, Owner CV. Deputroe Coffee ini berharap Pemerintah daerah mendukung lebih luas program ini melalui pelatihan, penyuluhan, dan bantuan teknis kepada petani. (Zhahri Kenawat/ Ihfa)