
Redelong| Lintasgayo.com – Siang itu, halaman Mapolres Bener Meriah berubah menjadi panggung haru. Puluhan perempuan, sebagian besar ibu-ibu dengan wajah lelah namun tegar, melangkah masuk ke halaman markas kepolisian dengan hati bergetar.
Mereka tidak datang untuk merayakan, melainkan untuk menjemput anak-anak mereka, remaja yang terjerat dalam jaringan geng motor. Pihak kepolisian juga menyita kendaraan dan senjata tajam yang digunakan dalam aksi tawuran beberapa hari sebelumnya.
Acara yang berlangsung pada Kamis, 8 Mei 2025, itu dipenuhi dengan emosi mendalam.
“Kami ingin anak-anak kami tetap sekolah dan kelak menjadi orang sukses,” ujar seorang ibu paruh baya, suaranya bergetar menahan isak.
Ia baru saja kehilangan suaminya setahun yang lalu, dan kini anak lelakinya diamankan polisi. Anaknya diduga terlibat dalam jaringan geng motor yang melakukan penganiayaan tak jauh dari arena pacuan kuda Sengeda, Bener Meriah, pada 4 Mei 2025.
Remaja-remaja itu ditangkap dari berbagai lokasi. Ada yang masih berstatus pelajar, ada pula yang sudah lama putus sekolah. Mereka dikumpulkan di Mapolres Bener Meriah.
Tiga orang dinyatakan sebagai tersangka, sementara puluhan lainnya hanya dibina. Mereka diminta menandatangani surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya dan membaca deklarasi pembubaran geng motor secara terbuka.
Sebuah baliho besar bertuliskan “Deklarasi Pembubaran Geng Motor” terpampang di belakang barisan remaja yang berdiri tertunduk.
Suasana berubah menjadi haru ketika seorang anak maju ke depan, berlutut di hadapan ibunya, lalu memeluk dan meminta maaf. Sang ibu membalas pelukan itu dengan air mata, mengusap kepala anaknya dengan penuh kasih. Pemandangan itu membungkam riuh hadirin, menyisakan keheningan yang menyentuh.
Acara ini turut dihadiri unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Bupati Bener Meriah, Ir. Tagore Abu Bakar, berdiri di tengah-tengah massa dan menyampaikan pesan penuh empati.
“Anak-anak kami, kalian telah dirawat dan dibesarkan dengan penuh perjuangan. Jangan balas pengorbanan orang tua dengan kesedihan dan penderitaan. Kembalilah ke keluarga. Jauhi tindakan kriminal,” pesan Tagore.
Bupati tidak hanya menyampaikan imbauan moral. Ia membawa janji konkret. Bagi siswa yang masih bersekolah, akan dibina melalui Dinas Pendidikan dan Cabang Dinas Pendidikan Aceh.
Sementara bagi yang sudah putus sekolah, Pemerintah Kabupaten akan memberikan pelatihan keterampilan di Balai Latihan Kerja (BLK) Bener Meriah mulai Juli mendatang.
Bupati juga mengapresiasi kinerja jajaran Kepolisian Resort Bener Meriah yang telah berhasil mencegah aktivitas geng motor di daerah yang sejuk ini.
“Ini adalah prestasi Kapolres Bener Meriah dan jajaran. Tindakan cepat mereka telah menyelamatkan anak-anak kita dari bahaya yang lebih besar. Namun, tugas pembinaan adalah tanggung jawab kita Bersama orang tua, masyarakat, dan pemerintah,” lanjutnya.
Deklarasi ini bukan sekadar seremoni. Ia diharapkan menjadi titik balik dan momentum untuk membina kembali generasi muda yang sempat tersesat dalam pergaulan, dan luput dari perhatian keluarga maupun negara. Mereka membutuhkan kasih sayang, pengawasan, dan kesempatan kedua.
Acara yang dimulai sekitar pukul 14.20 WIB itu turut dihadiri oleh Kapolres Bener Meriah AKBP Cai Dwi Susanto, S.I.K., M.I.K.; Ketua Pengadilan Negeri Ahmad Nur Hidayat, S.H., M.H.; perwakilan TNI; unsur Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU); Dinas Sosial; Dinas Pendidikan; tokoh masyarakat; serta tokoh-tokoh perempuan setempat. (LG07)