Tindakan Humanis dalam Membina Remaja Terjerat Geng Motor

Alwin Alpina, ST/Ist

(Sebuah Apresiasi untuk Polres Bener Meriah)

Oleh: Alwin Al Lahad*

Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Bener Meriah menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Kapolres Bener Meriah, AKBP Cai Dwi Susanto, S.I.K., M.I.K., beserta seluruh jajaran, atas langkah tegas namun humanis dalam menangani kasus geng motor yang melibatkan puluhan remaja di daerah ini.

Acara deklarasi pembubaran geng motor yang digelar pada Kamis, 8 Mei 2025 di halaman Mapolres Bener Meriah, bukan hanya menjadi momentum hukum, tetapi juga menjadi titik balik yang menyentuh hati masyarakat. Polres Bener Meriah tidak hanya menegakkan hukum, tetapi juga memberi ruang pembinaan dan harapan baru bagi anak-anak yang terjerumus ke dalam pergaulan yang salah.

Fenomena Geng Motor: Cerminan Keresahan Sosial dan Kekosongan Peran

Maraknya geng motor di Bener Meriah, sebagaimana di banyak daerah lain, tidak terjadi dalam ruang hampa. Ia lahir dari kombinasi berbagai faktor: lemahnya pengawasan keluarga, terbatasnya aktivitas positif untuk remaja, akses informasi digital yang tak tersaring, serta kurangnya ruang ekspresi bagi generasi muda.

Tak sedikit dari anak-anak yang terlibat adalah pelajar, bahkan beberapa telah putus sekolah. Ini menunjukkan adanya celah besar yang belum dijangkau oleh sistem pendidikan formal maupun informal. Di tengah krisis identitas dan pencarian jati diri, geng motor menjadi ruang “pengakuan” yang keliru, tetapi memberi rasa memiliki yang tak mereka temukan di rumah atau sekolah.

Peran Pemerintah dan Masyarakat: Strategi Pencegahan Berbasis Pendidikan dan Lingkungan

Untuk mencegah berulangnya peristiwa serupa, KAHMI Bener Meriah mengusulkan strategi pencegahan kenakalan remaja berbasis dua pilar utama: pendidikan dan masyarakat.

1. Pendidikan yang Menghidupkan Karakter

Pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan dan Cabang Dinas Pendidikan Aceh perlu memperkuat pendidikan karakter di sekolah. Ini tidak cukup hanya melalui kurikulum, tetapi dengan membangun lingkungan sekolah yang ramah, dialogis, dan penuh keteladanan.
Perluasan akses pendidikan keterampilan melalui Balai Latihan Kerja (BLK), sebagaimana dijanjikan Bupati Bener Meriah, harus dipercepat. Anak-anak yang tidak cocok dengan jalur akademik formal perlu difasilitasi agar tetap produktif dan tidak terpinggirkan.

2. Lingkungan Sosial yang Mengasuh dan Mengawasi

Masyarakat harus mengambil peran aktif dalam pembinaan remaja. Karang Taruna, masjid, komunitas lokal, hingga tokoh adat dan ulama perlu dilibatkan dalam membangun ruang alternatif bagi anak muda.
Pembentukan forum peduli remaja di tiap kecamatan atau desa juga bisa menjadi wadah sinergi antara masyarakat, aparat, dan pemerintah dalam melakukan pendekatan yang lebih awal (preventif) dan tidak semata-mata represif.

Kami percaya bahwa apa yang terjadi hari itu di Mapolres bukan sekadar seremoni. Ia adalah panggilan nurani. Bahwa generasi muda bukan untuk dihakimi, tetapi dibimbing. Mereka bukan musuh, tetapi amanah.

Kami, KAHMI Bener Meriah, siap berkolaborasi dengan semua pihak—termasuk Kepolisian, Pemerintah Daerah, dan elemen masyarakat lainnya—untuk menciptakan ekosistem pembinaan remaja yang lebih baik di Bener Meriah. Karena hanya dengan kasih sayang, ketegasan, dan peluang kedua, kita bisa mengubah jalan gelap menjadi jalan harapan.

*Koordinator Presidium KAHMI Bener Meriah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.