Askab PSSI Aceh Tengah Siap Jadi Tuan Rumah Pra Pora

Doc. Ketua ASKAB PSSI Aceh Tengah, Edwin. Ist

Takengon | Lintasgayo.com – Pagi di Aceh Tengah itu tampak biasa saja, udara sejuk, langit sedikit berawan. Namun di balik dinding kantor Askab PSSI, semangat yang menggebu sedang dibicarakan serius.

Edwin Saputra alias John Bale, pria yang kembali dipercaya menakhodai Asosiasi Kabupaten PSSI Aceh Tengah untuk periode kedua, menyampaikan satu tekad yang tak main-main. Aceh Tengah siap menjadi tuan rumah Pra-PORA sepak bola wilayah tengah.
Bagi Edwin, ini bukan sekadar rencana kerja organisasi.

Ini adalah bentuk tanggung jawab terhadap kepercayaan masyarakat dan kecintaannya pada sepak bola. Ia menyadari bahwa gairah olahraga di daerahnya harus terus dijaga dan ditumbuhkan. Bukan hanya untuk prestasi, tapi juga untuk membangun karakter dan kebersamaan.

“Kami merasa memiliki tanggung jawab moral dan profesional untuk membangkitkan semangat sepak bola daerah. Insyaallah, Aceh Tengah siap menjadi tuan rumah,” sebut alumni SMP Negeri 3 Takengon ini kepada lintasgayo.com, Minggu (11/05/25).

Namun, kata Edwin kesiapan ini harus dengan dukungan pemerintah daerah.

Ketua PSSI Aceh Tengah ini tidak hanya sekedar berbicara, Edwin dan jajaran Askab PSSI telah bergerak. Melakukan komunikasi awal ke pihak provinsi pun sudah dilakukan, sebuah langkah “jemput bola” untuk menunjukkan keseriusan. Selanjutnya, mereka akan menghadap Bupati, DPRK, Dispora, dan KONI Aceh Tengah untuk memaparkan kesiapan secara formal dan merajut kolaborasi.

“Kami tidak ingin hanya menunggu. Ini saatnya bicara konkret. Kami ingin semua pihak duduk bersama, melihat potensi, dan bergerak dalam semangat yang sama,” tambahnya.

Edwin paham, menjadi tuan rumah bukan sekadar soal kesiapan fasilitas. Lebih dari itu, ini tentang membangun semangat kolektif, membina generasi muda secara berkelanjutan, dan menjadikan olahraga sebagai alat pemersatu serta promosi daerah. Ia ingin mengajak seluruh elemen untuk melihat sepak bola bukan sekadar laga 90 menit, melainkan sebagai instrumen sosial yang kuat.

“Sepak bola punya kekuatan untuk menyatukan masyarakat, menanamkan nilai-nilai disiplin dan kerja keras, bahkan mendongkrak ekonomi lokal. Itulah kenapa kami sangat berharap dukungan dari semua pihak,” ujarnya.

Pra-PORA sendiri adalah tahapan penting menuju PORA, ajang olahraga terbesar di Aceh. Menjadi tuan rumah berarti menjadi titik temu ratusan atlet, pelatih, dan pendukung yang datang dari berbagai kabupaten. Dampaknya tidak hanya terasa di stadion, tapi juga di penginapan, warung kopi dan pasar.

Aceh Tengah memang tidak selalu menjadi pusat sorotan dalam peta olahraga Aceh. Tapi dengan infrastruktur dasar yang sudah ada dan kecintaan masyarakat terhadap sepak bola yang begitu kuat, Edwin yakin daerahnya siap. Dari tanah tinggi Gayo, ia ingin menyalakan obor semangat, menyambut masa depan olahraga yang lebih terang. (LG07)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.