
Redelong | Lintasgayo.com — Harga kopi gelondong (cherry) kembali melonjak di dataran tinggi Gayo, khususnya di Kabupaten Bener Meriah. Dalam beberapa hari terakhir, harga jualnya menembus angka tertinggi, yakni sekitar Rp. 215.000 – 220.000 per kaleng.
“Harga terendah saat ini di kisaran Rp215.000 per kaleng,” ujar seorang petani yang baru saja menjual hasil panennya di Simpang Bahgie, Kecamatan Bandar, Senin (12/5/2025).
Menurut petani tersebut, kenaikan harga ini dipicu oleh menipisnya hasil panen kopi Gayo, khususnya buah yang berada di ujung musim. “Sepertinya ini buah ujung atau akhir, jadi harganya melonjak,” katanya.
Ia menyebutkan, harga saat ini merupakan yang tertinggi sepanjang ia menjadi petani. “Sebelumnya saya belum pernah menjual kopi dengan harga setinggi ini,” ungkapnya.
Lonjakan harga ini juga membuat para tengkulak atau kolektor (toke) berlomba-lomba memajang harga tertinggi di depan lapak dan toko mereka. Di beberapa titik pusat penjualan, pamflet bertuliskan “Harga 22.000”. satuan harga per bambu tampak mencolok untuk menarik perhatian petani yang melintas.
Sebagaimana diketahui, mayoritas masyarakat Bener Meriah menggantungkan hidup dari hasil pertanian kopi. Bahkan warga yang berprofesi sebagai ASN, anggota TNI/Polri, maupun karyawan swasta umumnya memiliki kebun kopi sebagai usaha sampingan.
Di dataran tinggi Gayo, khususnya di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah, kopi gelondong dijual dengan satuan tradisional berupa “kaleng”, yang secara turun-temurun digunakan masyarakat. Satu kaleng setara dengan sepuluh bambu. (LG07)