Sang Guru

Pak Wiknyo (Dok: Wrb)

Pak Wiknyo telah melewati berbagai tahapan sejarah Tanoh Gayo dalam catatan ingatan. Dia tidak menulis.

Tapi rekamannya jelas. Apalagi Ayah beliau seorang guru. Sejarah Aceh Tengah, dari tiap periode tahun masih bisa dijelaskannya dengan rinci.

Sebut saja tentang Teh Redlong yang merupakan salah satu teh terbaik dunia yang terkenal di Erofa. Luas lahannya 700 hektar lebih dari Janarata hingga Wonosari.

Ratu Belanda, Wilhelmina, sangat menyukai teh Redlong. Namun , sejarah teh Redlong, hilang tak berbekas. Pabriknya dibongkar dan besi pabrik dijual ke Medan. Paska merdeka. Lahannya dibagi.

Kini, bekas pabriknyapun tak lagi diketahui tempatnya. Dulu didekat pasar Pondok Baru.

Satu sejarah besar , terkubur. Entah karena kebodohan, kelalalaian, ketidakpedulian atau kerakusan.

Satu sejarah hilang. Tinggal kenangan yang diceritakan. Menjadi dongeng pengantar tidur. Sayangnya, para penguasa yang disebut bupati dan wakil rakyat, tak lagi peduli. Entah karena tidak tahu, tak mahu tahu,atau diangap tidak penting dan menghasilkan uang langsung ke kocek mereka.

Padahal, teh bisa jadi komoditi alternatif selain kopi. Seperti halnya hortikultura yang terkenal dari Gayo. Umpama kentang, cabe, kol , wortel, dll.

Belum lagi mengulik pinus mercusi atau Uyem. Dulu di Lampahan, pabrik terpentin begitu besar dan hidup. Getah dipasok dari Aceh Tengah dan Bener Meriah.

Kini pabrik getah pinus dikuasai pengusaha China di Isaq. Dibawa mentahnya dengan harga murah lalu diolah diluar daerah. Kawasan kawasan lahan pinus mercusi dikuasai perusahaan nasional yang hak penguasan hutan nya masih berpuluh tahun kedepan. Rakyat gayo hanya bisa melihat saja, meski pinus tumbuh didepan rumah mereka.

Dulu, kata pak Wiknyo, pemdanya pinter dan mampu mengelola Sda. Kini sebaliknya. Pemda seperti kehilangan visi misi dan wibawanya. Sehingga Sda lepas dikelola pihak ketiga.

Jika sedang bersama pak Wiknyo adalah anugrah. Karena beliau seperti katalog dan kamus hidup yang bisa ditanyai apa saja. Termasuk Tauhid.

Sosok yang sangat sederhana dan tak pernah berhenti bekerja. Salah satu karya tani terbesarnya hingga kini adalah okulasi jeruk Keprok Gayo.

Di lahan sempitnya, pak Wiknyo menanam jeruk Keprok gayo dalam pot. Jeruk jeruk ini sedang berbuah.

Siapapun bisa mengaksesnya, membeli bibit Keprok dan mengembangkannya. Dulu, kawasan Paya Tumpi adalah pusat penjualan terbesar Keprok Gayo.

Dijual di pinggir jalan raya. Kini tak lagi ditemui. Keberadaan Keprok Gayo mulai langka. Sulit didapat dan terbatas.

Pak Wiknyo dengan kelompok Indikasi Geografis Jeruk Keprok Gayo berusaha agar jeruk endemik ini tetap lestari

Dulu, pak Wiknyo sempat bermimpi, ada satu kawasan yang bisa ditanami komoditi unggulan gayo. Seperti Keprok, alpukat, pisang, dll.

Kawasan ini menjadi lahan percontohan,pusat studi hingga tujuan wisata. Idealnya berlokasi di seputaran Danau.

Sayangnya, usulan visioner kepada berbagai periode bupati dan dinas tak pernah berhasil diwujudkan. Entah karena kebodohan, ketidakpedulian atau tak hasilkan uang langsung ke penentu kebijakan.

Sementara membuat kebun buah unggul ini langsung sendiri, pak Wiknyo tak punya cukup uang. Meski keinginan itu selalu hidup dalam benaknya.

Di usia senjanya, pak Wiknyo tak pernah pensiun. Ke kebun atau mengelola kebun buah jeruk Keprok Gayonya.

Keahliannya di dunia pertanian diterapkannya dalam skala kecil. Mencangkok, okulasi berbagai jenis tanaman. Seperti alpukat, durian, kopi dll.

Semangatnya tak pernah mati. Mimpinya untuk tanah kelahirannya ini begitu besar dan maju. Membangun basis ekonomi dengan potensi buah unggul. Dan semua itu bisa hasilkan uang jika mau.

Ilmunya tentang komoditi khas Dataran Tinggi Gayo menjadikan pak Wiknyo sebagai nara sumber untuk penelitian. Diskusi hingga pameran. Hidupnya berguna untuk orang banyak.

Tamunya datang dari mana saja. Jika azan tiba, beliau akan bergegas ke Mesjid. “Tak ada alasan lelaki Shalat dirumah”, katanya suatu kali.

Semoga mimpi pak Wiknyo membuat kawasan buah unggul gayo, bisa terwujud. Entah oleh siapa. Bisa jadi oleh anda, saya dan lainnya. Itu penting baginya. Sebagai bukti bahwa tanah ini adalah tanah yang diberkati.

Karena apapun yang tumbuh diatasnya, akan menjadi tumbuhan terbaik. Sebut saja kopi, alpukat,teh,pinus dll. Semua terbukti menjadi kualitas nomor satu.

Sayangnya, tak semua pemimpin dan wakil rakyat memahami hal ini. Mereka disibukkan dengan rutinitas yang menjerat. Hingga lupa meninggalkan kerja dan karya yang fundamental. Dikenang sepanjang masa.

Diingat sebagai sebuah karya emas dan mercu suar gayo. Politik dan pemimpin saat ini kebanyakan gaya dan fasilitas. Tapi tidak meninggalkan kenangan apapun. Kecuali terdengar kata berita, dipenjara karena korupsi.

Mereka dilalaikan kemewahan, sanjungan dan jeratan balas budi. Karena menjadikan politik dan kekuasaan sebagai sumber popularitas dan membayar utang kampanye yang mahal dengan politik uang.

Semoga lahir pemimpin yang merakyat. Seperti KDM di Jabar. Lebih banyak bekerja daripada bicara.

Bukan duduk dibalik meja dan orasi. Karena sekarang, rakyat sudah pinter dan punya pembanding.

Rakyat baru menilai pemimpin itu hebat. Jika yang dia katakan, sudah dia kerjakan. Lebih banyak memberi daripada mengambil…

Wallahualam

Fastabiqulkhairat

Sadaqallahuladzim

Salkomsel

(Win Ruhdi Bathin)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.