Alwin Al-Lahad, ST dan Keluarga. Dok. Pribadi

Kajian Rumah Tangga Part I
Oleh ; Alwin Al-Lahad.ST*

Dalam kehidupan rumah tangga, setiap pasangan pasti dihadapkan pada berbagai bentuk ujian. Bagi seorang istri, salah satu bentuk ujian itu bisa jadi adalah suaminya sendiri, bukan dalam makna permusuhan, tapi dalam makna ujian iman dan kesabaran.

Seorang suami bisa menjadi ujian ketika ia bersikap keras, kurang perhatian, tidak adil, atau lalai dalam tanggung jawabnya.

Namun, penting bagi seorang istri untuk memahami bahwa ujian ini bukanlah bentuk kehinaan atau hukuman dari Allah, melainkan sarana untuk mengangkat derajatnya jika ia mampu menyikapinya dengan kesabaran, keikhlasan, dan iman.

Islam memandang pernikahan sebagai ikatan suci yang tidak hanya menyatukan dua insan, tetapi juga sebagai ladang ujian dan amal. Suami bukan sekadar pasangan hidup, namun bisa menjadi ujian bagi istri, ujian ketaatan dan kesabaran nya antara lain :

Pertama : Suami Sulit dalam Ekonomi

Berbicara ekonomi rumah tangga tentunya sangat komplek di jaman kapitalis hari ini, apalagi Ketika suami kehilangan pekerjaan, penghasilannya tidak mencukupi, atau terlilit utang lainya, maka istri turut merasakan dampaknya. Kehidupan rumah tangga menjadi sempit, serba kekurangan dan memicu perceraian.

Kesabaran yang dibutuhkan: Tidak mengeluh atau membandingkan dengan keluarga lain, tetap mendukung suami dengan semangat, serta mengelola keuangan rumah tangga dengan bijak dan hemat.

Kedua : Suami Tidak Menunaikan Kewajiban Agama

Istri yang taat bisa diuji dengan suami yang tidak shalat, jarang membaca Al-Qur’an, atau bahkan tidak membimbing keluarganya dalam tuntunan agama.

Kesabaran yang dibutuhkan: Tetap menjaga akhlak dan ketaatan pada suami selagi tidak diperintahkan untuk bermaksiat, menjadi teladan dalam ibadah, serta mendoakan dan menasihati suami dengan cara yang hikmah dan penuh rasa cinta.

Ketiga : Suami yang Kurang Romantis atau Tidak Perhatian

Kesabaran istri yang diuji dengan suami yang tidak pandai mengekspresikan rasa cinta, cuek, atau terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Terkesan Istri diabaikan, padahal ia membutuhkan perhatian dan kasih sayang sebagai istri.

Kesabaran yang dibutuhkan: Menerima keadaan suami, berkomunikasi dengan baik,santun dan tetap memenuhi kewajiban sebagai istri sambil terus mendoakan perubahan yang lebih baik.

Keempat : Suami yang Sibuk dan Jarang di Rumah

Suami yang bekerja di luar kota, tugas negara, terlalu lama nongkrong di warung atau sangat sibuk bisa membuat istri merasa kesepian dan memikul beban rumah tangga sendirian.

Kesabaran yang dibutuhkan: Menguatkan diri, memperbanyak ibadah dan doa, serta mencari kegiatan positif yang membangun semangat dan kemandirian serta berkomunikasi dengan santun.

Kelima : Suami Pernah Melukai Hati (Dosa Masa Lalu atau Pengkhianatan)

Sebagian istri diuji dengan suami yang pernah menyakiti hati, seperti berbohong atau melakukan perselingkuhan.

Kesabaran yang dibutuhkan: Memaafkan dengan niat ibadah jika memilih untuk bertahan, atau memilih jalan yang lebih baik dengan tetap menjunjung syariat islam.

Keenam :Suami yang Keras Kepala atau Emosional

Ada suami yang mudah marah, sulit diajak diskusi, dan tidak mau mengakui kesalahan. Ini bisa menimbulkan ketegangan dalam rumah tangga.

Kesabaran yang dibutuhkan: Menahan emosi, menghindari perdebatan yang tidak perlu, serta mencari waktu yang tepat untuk berbicara dan menyampaikan nasihat dengan lemah lembut.

Ketujuh :Campur Tangan Keluarga Suami (Mertua/Ipar)

Beberapa istri diuji dengan mertua atau ipar yang terlalu ikut campur, suka menilai atau mengkritik.

Kesabaran yang dibutuhkan: Bersikap sopan namun tegas, menjaga hubungan baik, dan berkomunikasi dengan suami agar bisa menjadi penengah yang bijak diantara keluarga.

Kedelapan :Suami Berpoligami

Kesabaran istri ketika suami berpoligami adalah salah satu ujian terberat dalam kehidupan rumah tangga. Islam memang membolehkan poligami, tetapi pelaksanaannya sangat berat dan penuh tanggung jawab.

Kesabaran yang dibutuhkan: Bagi seorang istri, menerima kenyataan ini bukanlah hal yang mudah. Namun, di balik kepedihan itu, ada peluang besar untuk mendapatkan pahala dan derajat tinggi di sisi Allah, jika dihadapi dengan sabar dan iman. istri yang bersabar akan berusaha mengelola emosinya, tidak langsung melampiaskan amarah, dan menguatkan diri melalui doa serta munajat kepada Allah.

Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Anfal: 46)

Walhasil

Ujian suami untuk istri bukanlah untuk menjatuhkan, tapi untuk mengangkat derajat istri menjadi sholehah yang mampu menghadapinya dengan keimanan.

Ketaatan seorang istri kepada suaminya karena Allah semata ada bukti cinta dan ke Sholehan yang mendalam. Ketaatan ini bukan hanya dalam hal fisik namun juga dalam hati dan Tindakan dengan tujuan meraih ridho Allah SWT.

Di balik setiap kesabaran dan keikhlasan, Allah telah menyiapkan pahala dan syurga yang tak terhingga. Maka, jadikan setiap ujian dalam rumah tangga sebagai sarana untuk lebih dekat kepada Allah SWT.

“Sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6)

*Penulis adalah pemerhati sosial di Tanoh Gayo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.