Malam Minggu, Film “Aktivitas Anak Toweren” Diputar di Toweren

Toweren | Lintas Gayo – Film dokumenter yang bercerita tentang keseharian anak-anak Gayo tepian Danau Lut Tawar Kampung Toweren Kecamatan Lut Tawar Kabupaten Aceh Tengah yang merupakan karya sutradara Erlan Basri dan produser Garin Nugroho, Sabtu (10/12/2011) malam akan diputarkan di Kampung Wak Toweren.

Pemutaran film yang berdurasi sekitar 1 jam ini digagas oleh situs berita Lintas Gayo bekerjasama dengan pemuda setempat dan atas dukungan penuh sutradara film tersebut, Erlan Basri yang bersedia mengirimkan file film yang diproduksi untuk mengisi program Ensklipedia Anak Nusantara di Kompas TV.

“Pihak Kompas TV bersedia mengirimkan file film ini atas permintaan Lintas Gayo mengingat siaran Kompas TV belum bisa diakses di dataran tinggi Gayo,” kata Khalisuddin dari Lintas Gayo.

Diakuinya, sebenarnya sudah beberapa minggu lalu file film tersebut diterima, namun pihaknya menunggu waktu yang tepat untuk diputarkan.

Lebih jauh dijelaskan, pemutaran film tersebut merupakan salah satu rangkaian dari acara peresmian nama Kampung Wak Toweren yang sebelumnya bernama Toweren Antara.

“Dari koordinasi kami tadi sore dengan pihak panitia, selain pemutaran film juga ada pementasan sejumlah seni Gayo seperti tari, drama dan Didong Jalu antara Bayakku dan Buraq Terbang,” kata Khalisuddin.

Kompas TV ucapkan terimakasih atas dukungan Lintas Gayo

Kampung Budaya

Melihat potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang masih cukup asri dikaki Bur Birah Panyang serta Sumber Daya Manusia (SDM) dibidang agama, adat dan seni budaya yang cukup merata di kawasan pemukiman Toweren yang terdiri dari 4 kampung tersebut, pihak Lintas Gayo yang juga mengkoordinir komunitas Love Gayo menggagas agar kampung tersebut dijadikan sebagai perkampungan binaan mengenai Adat, Seni, Budaya, Wisata dan Kepemudaan di Aceh Tengah.

“Dibanding tempat lain pemukiman tersebut masih terbilang kuat memegang teguh adat, seni dan budaya Gayo, jadi kami mendesak Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah untuk menetapkannya sebagai Pemukiman binaan dibidang-bidang tersebut,” usul Khalisuddin yang kerap menjadi salah seorang penggagas sejumlah kegiatan olahraga, lingkungan dan seni di Aceh Tengah ini.

Dengan penetapan tersebut, lanjutnya diharapkan akan ada pembinaan khusus sehingga pemukiman tersebut dapat menjadi salah satu benteng pemertahanan adat seni budaya di Tanoh Gayo ini.

Selain itu, menurut Khalisuddin juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat dari sektor pariwisata.

“Dalam setahunnya, sejumlah even seni budaya dipusatkan di Toweren dan bisa dipastikan akan mengundang wisatawan untuk berkunjung,” ujarnya.

Selama ini segala kegiatan seni budaya, pemuda dan olahraga selalu dipusatkan di kota Takengon yang berakibat tidak adanya penyebaran orang-orang yang terlibat baik sebagai subjek maupun objeknya, timpalnya.

“Dengan banyak kelebihan tersebut serta Toweren yang hanya terpaut kurang dari 10 kilometer dari kota Takengon sehingga sangat memungkinkan untuk digulirkan program tersebut,” pungkasnya. (Wein Mutuah/03)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.