Inen Bengi dan Masyarakat Arul Gading Butuh Dana Relokasi Rumah

 

BANJIR bandang yang melanda kampung Arul Gading  Sabtu, (24/02/2012) sekitar pukul 07:30 WIB membuat Inen Bengi dan kedua anaknya  panik dan pontang – panting menyelamatkan diri dan harta benda  untuk mengungsi ke dusun tetangga.

Rasmah (26) atau biasa warga kampung menyapanya dengan Inen Bengi, saat kejadian  suaminya  sedang mencari rezeki di Banda Aceh terpaksa pulang mendadak esok harinya setelah dihubungi teman sekampungnya kalau rumahnya dilanda banjir bandang.

Akibat tersebut Inen Bengi yang  tinggal di dusun III, kampung Arul Gading, kecamatan Celala, kabupaten Aceh Tengah beserta kedua anaknya terpaksa mengungsi pada  malam kejadian (24/2), tanpa ditemani suami tercinta ke tempat tetangganya yang berdekatan dengan Kantor Kepala  Kampung setempat.

“Setelah menginap pada malam harinya saya berserta warga setempat  ke esokan harinya baru kembali kerumahnya masing – masing,” kisah Inen Bengi saat dijumpai LG di rumahnya.

Rasmah menceritakan kalau dirinya dan beberapa keluarga dari dusun III mendapat bantuan dari Dinas Sosial yang dibagikan oleh Sekdes (Sekretaris Desa)  1 sak karung, 1 botol minyak goreng, 1 kardus Indomie, 1 buah penggoreng, dan 1 buah selimut. Sementara warga lainnya yang rumahnya tidak begitu parah diterjang banjir bandang menerima 3 kilo beras dan yang lainnya sama.

“Umah kami paling olok kona, cube engon bapak  oya modele (Rumah kami yang terparah, coba bapak lihat sendiri bagaimana sudah hancurnya),” katanya.

Rumah Inen Bengi yang berkontruksi kayu dengan lantai tanah, atap seng yang sudah usang ditelan masa dan papan dapur yang  habis diterjang banjir membuatnya tak nyaman untuk tinggal. Televisi kesayangannya pun jatuh pecah akibat derasnya terjangan banjir. Anaknya yang masih mengenyam sekolah dasar  tak dapat bersekolah karena pakaian dan sepatunya hanyut entah kemana rimbanya.

Dari beberapa kali banjir bandang semenjak tahun 2002, 2004, 2010 dan  2012 sekarang ini yang paling parah terjadi. Selain rumah, sekitar 200 batang kopi yang sudah berumur 3 tahun juga hancur dilanda longsor.

“Kami butuh dana relokasi rumah, jangan sembako saja, nanti kalau datang banjir lagi kami tinggal dimana,” ujarnya nada penuh asa dan kedua bola mata tampak berkaca – kaca.

Salurkan Langsung

Sementara Sukurdi (26) suami Rasmah dan masyarakat Arul Gading dan khususnya dusun III berharap kepada pemerintah , agar bantuan langsung diberikan kepada masyarakat tanpa melalui kepala Kampung  (Reje – Red), karena selama ini jika ada bantuan pembagiannya kurang merata dan tepat sasaran.

Melihat anaknya yang masih berumur belasan tahun Lintas Gayo coba menyisihkan sedikit rezeki  yang tak begitu bernilai buat jajan kedua anaknya. Tanpa disadari cerita Inen Bengi dan keluarganya membuat Lintas Gayo seperti terhipnotis mendengan kisah pilunya. (Fazri/red.04)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.