Meutia Hatta Swasono : Industri Kreatif Jangan Rusak Kearifan Lokal

Padangpanjang | Lintas Gayo – Prof. Dr. Meutia Hatta  Swasono mengunjungi Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang dalam rangka memberikan kuliah umum kepada mahasiswa, dosen dan pegawai bertempat di Gedung Pertunjukan Huridjah Adam ISI Padangpanjang, Jum’at 15 Juni 2012 dengan judul materi Seni Budaya dan Industri Kreatif. Tutur Sulaiman Juned, S.Sn., M.Sn Kepala Humas ISI Padangpanjang.

Dalam kesempatan itu, Meutia Hatta menjelaskan kebudayaan merupakan pola pikir yang berisikan tentang nilai-nilai dan norma-norma. Seni budaya menjadi istilah populer, dan tidak boleh diartikan bahwa kebudayaan hanya kesenian, yang berarti mempersempit makna dari  kebudayaan, tetapi Seni salah satu bagian dari produk budaya.

“Kebudayaan juga keseluruhan yang lengkap dari hidup manusia seperti seperangkat pengetahuan, keyakinan, kepercayaan yang mendasari perilaku” Jelasnya.

Selain berbicara tentang seni budaya Mutia juga membicarakan adat dan Falsafah Budaya suatu daerah “Seni mencerminkan pola pikir yang dianut kelompok masyarakat  yang menciptakannya. Misalnya budaya Minangkabau membicarakan nilai-nilai dan norma-norma yang digunakan untuk menjalankan kehidupan, mengutamakan kebersamaan mengatur kehidupan dalam keluarga serta masyarakat dengan prinsip matrilineal. Falsafah  Minangkabau alam takambang jadi guru, yang mengajarkan pola pikir dan perilaku baik dan buruk, yang harus ditiru maupun dijauhi,” ungkapnya dalam kuliah umum.

Kemudian industri kreatif menjadi topik utama dalam presentasinya. “Industri kreatif dapat dilihat sebagai bagian dari seni yg dikembangkan untuk tujuan memperoleh nilai tambah ekonomi. Industri kreatif biasanya digubah dari kreasi seni yang merupakan produk budaya dari masyarakat. Memiliki daya tarik dan disukai oleh pembeli (pasar), memberikan perkembangan dalam bentuk dan (atau) fungsinya, misalnya semula sebagai kain sarung, digubah menjadi tissue box, bantal penghias sofa dan lain-lain. Tentu ini dapat menjadi aset utama dalam industri kreatif untuk menuju orientasi pasar sekaligus dapat menjadi industri pariwisata. Hal ini tentu pula dengan catatan apabila seni sebagai industri kreatif yang berangkat dari budaya lokal menuju orientasi pasar, tidak boleh merusak kearifan dan keaslian lokal,” papar Meutia Hatta.

Selanjutnya dijelaskan Tuturnya Rektor ISI Padangpanjang, Prof. Dr. Mahdi Bahar, Meutia Hatta beserta rombongan dari Jakarta, sabtu (16/6)  melanjutkan perjalanan ke Nagari Sumpu Tanah Datar untuk melihat desa binaan ISI Padangpanjang di Kanagarian Sumpu. Pengabdian masyarakat yang dilakukan ISI Padangpanjang menata perkampungan ini menjadi kampung wisata. Tempat kuliah alam bagi mahasiswa ISI Padangpanjang di perkampungan Minangkabu ini. (SP/red.03)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.