Banda Aceh | Lintas Gayo – Sejarawan sekaligus penyair muda Gayo, Salman Yoga S mengapresiasi atas dilakukannya pengukuhan Reje Linge kepada Iklil Ilyas Leube setelah beberapa tahun mengalami kekosongan.
Pengukuhan ini dinilai sebuah pengejewantahan sejarah Gayo yang di gagas Fauzan Azima, mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Wilayah Linge dalam kesempatan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus silaturrahmi anggota Komite Peralihan Aceh (KPA) dan sejumlah tokoh masyarakat dari seantero Tanoh Gayo di Buntul Linge Aceh Tengah, Senin 28 Januari 2013 kemarin.
“semoga ini dapat menjadi rekontruksi kebesaran bangsa Gayo dalam konteks peradaban dan kebudayaan yang lebih baik dimasa yang akan datang, dan tentu muaranya harus pada kemaslahatan seluruh rakyatnya” kata Salman.
Berkaitaan dengan hal tersebut Salman Yoga melalui Lintas Gayo, Selasa (29/01/2013) juga memberikan koreksinya terkait penyebutan urutan Raja (Reje) Linge, berdasarkan sejumlah data dan hasil penelitiannya.
Dari penelitian ilmiah yang dilakukan Salman selama 5 tahun belakangan ini, Reje Linge ke XIX adalah Tgk. Ilyas Leube. Jika ada pengukuhan setelahnya tentu harus mengacu pada urutan berikutnya.
Hasil penelitian ini, diungkapkan Salman sudah diseminarkan dalam forum ilmiyah baik regional maupun internasional. Yakni di Konfrensi Gayo Linge Kingdom (CGLK), Kedah Darul Aman Malaysia 7 Oktober 2012 lalu, dan terakhir pada seminar Sejarah dan Budaya Gayo di Bener Meriah 13 Desember 2012.
Dia juga menyatakan sepakat jika pengukuhan tersebut adalah sebuah momentum penting untuk menyatukan Gayo dimanapun berada, dan turut mewarnai perjalanan sejarah kedepan pungkas Salman.
Seperti diberitakan Lintas Gayo sebelumnya, Tgk. Ilyas Leube disebutkan sebagai Reje Linge XVII dan Iklil dikukuhkan sebagai Reje Linge XVIII. Dengan pernyataan peneliti Salman Yoga dengan dukungan sejumlah faktanya, maka penobatan yang dilakukan terhadap Iklil adalah sebagai Reje Linge ke XX. (Kha A Zaghlul)
Salman ada ikut mendengar dalam agenda silaturrahmi keturunan Raja Lingga, Ampon Thaib, Sabtu malam (9/2)….Semoga akan bertambah wawasan kebenaran silsilah raja dimaksud….Sukses buat Salman dan selamat berkarya
aduh aduh inele sipet niurang gayo jolok bengkon, bengkonepe mogedok. woy aman andi tos nikampe penelitien tandingen sbg pembanding. nipong nge itelitie woy enti arap moyong
bung salman… ati2 kalo melempar sumber sejarah.
sumber rujukan dari mana anda bisa menjelaskan iklil raja xx
tunjukkan sumber sahihnya??? jgn2 gadaikan gelar2 akademisi anda hanya untuk sebuah pengakuan semu seakan ilmiah. di dataran tinggi gayo ini sangat sulit menemukan keilmiahan sejarah. kecuali sejarah pasca belanda masuk ke gayo. terlebih penemuan kerangka kemaren tidak lebih hanya membuka tabir mulai kapan manusia gayo ada. selebihnya kegelapan sejarah.
kalo saja anda bertindak sebagai penyair boleh saja anda bilang apa saja, tapi atas nama sejarah jgn pernah mengklaim yg bukan2…
mohon koreksi dan tanggapan bung salman.
saya sangat yakin ada kepentingan KPA didalamnya terlebih setelah iklil tidak terpiliih sbg bupati.
politik yg tidak cerdas oleh orang2 tidak cerdas mudah terbaca
L.S.;
Good,that now also the rajas of Aceh come back culkturally as focuspoint for the people.I have histories from Hollansd statearchive of all the 101 kerajaan2 Aceh.Also many old raja pictures.I would like to contact the Gayo Alas dynasties also,also to know the names of the dynastychiefs for our encylopedy kerajaan2 Indonesia 2014.I speak Indonesia. Thank you. Salam hormat: DP Tick gRMK secr. Pusat Dokumentasi Kerajaan2 di Indonesia “Pusaka”Vlaardingen/Belanda facebook: Donald Tick pusaka.tick@kpnmail.nl