Takengon Award untuk Gayo Diving Club, Ini Dasarnya

252265_497091486979490_596382850_n

DANAU LUT TAWAR (DLT) yang menyimpan sejuta misteri, kebanyakan orang yang tinggal diseputarannya masih saja percaya bahwa danau kebanggaan rakyat Aceh Tengah menyimpan berbagai cerita yang terkesan mistis itu.

Mulai dari cerita Peteri Pukes, Peteri Ijo hingga cerita yang selama ini menghantui masyarakat dengan sosok makhluk halus yang konon adalah penghisap darah manusia yang tenggelam diperairan danau berpenghuni ikan Depik “Rasbora Tawarensis” itu. Sosok itu diberi nama “Lembide”. Lembide pun kerap dikaitkan menjadi penyebab bagi orang yang tenggelam di danau Lut Tawar.

Tahun 2008 muncul sebuah organisasi yang didirikan oleh beberapa personal yang terdiri dari atlit, pencinta dan penggemar kegiatan selam (Diving) bernama Gayo Diving Club (GDC) yang bertujuan untuk membina olahraga selam di Aceh Tengah.

Danau Lut Tawar dijadikan GDC sebagai tempat berlatihnya, saat ini olahraga yang terkenal extreme (berbahaya-red) di ketinggian 1200 meter dpl ini sudah memiliki puluhan anggota.

Dijelaskan Munawardi, menyelam di Aceh Tengah diatas ketinggian 1200 meter dpl tergolong extreme karena tekanan sudah berbeda jika menyelam di perairan laut lepas.

“Menyelam di Danau Lut Tawar, butuh keahlian khusus jadi tidak sama jika menyelam di perairan laut lepas karena sudah berbeda tekanan udanya”, kata Ketua GDC Munawardi sesaat setelah menerima penghargaan Takengon Award 1 dalam rangkaian Hari Ulang Tahun Kota Takengon ke-436 untuk kategori Club Olahraga Extreme dibutuhkan masyarakat di Danau Lut Tawar di Gedung Olah Seni (GOS) Takengon, Minggu 17 Februari 2013 lalu

Tak hanya dijadikan sebagai olahraga, kelompok GDC selalu terlibat dalam upaya pencarian korban tenggelam di seputaran DLT atau perairan lainnya di kawasan Aceh Tengah dan sekitaranya.

“Misi sosial ini merupakan salah satu program dari Club olahraga selam di Aceh Tengah ini”, lanjut Muna.

Ketua Gayo Diving Club (GDC) saat menerima anugrah Takengon Award, Minggu 17 Februari 2013. (Lintas Gayo | Zen Angkasa)
Ketua Gayo Diving Club (GDC) saat menerima anugrah Takengon Award, Minggu 17 Februari 2013. (Lintas Gayo | Zen Angkasa)

Terakhir mereka dipanggil pada saat kejadian pada tanggal 1 Januari 2012 lalu, 4 orang tewas dalam tenggelamnya boat wisata dikawasan Mepar Kecamatan Kebayakan Aceh Tengah.

Perjuangan mencari dan mengevakusi korban tenggelam merupakan panggilan jiwa diri club GDC ini, mereka rela tak dibayar asal mereka dapat membantu mengevakuasi korban tersebut. Mereka siap dipanggil kapan saja dan bagi siapa saja yang membutuhkan jasa mereka.

Bayangkan saja, diperairan yang terkenal dingin dan gelap itu, 2 kali misi penyelaman mencari korban tenggelam di Lut Tawar, GDC melakukannya pada tengah malam hari, yang tentu sangat langka mencari sosok orang yang mau dan mampu menempuh resiko menyelam di kegelapan dan dinginnya air Lut Tawar yang katanya berpenghuni Lembide itu.

Upaya pencarian korban tenggelam yang dilakukan anggota GDC, semata-mata panggilan jiwa dan hanya untuk menolong orang, itu saja.

“Tugas menolong atau mengevakuasi korban tenggelam dilakukan karena kewajiban moral bagi saya dan anggota GDC lainnya. Kalau saya diminta mengevakuasi korban, dengan sukarela akan membantu sebisanya tanpa pamrih apapun terutama dari pihak keluarga korban”, tambah Munawardi.

GDC pertama kali melakukan penyelaman terhadap pencarian korban tenggelam dan berhasil ditemukan pada tanggal 8 Juni 2008 silam, pada saat itu sebanyak 3 anggota GDC Munawardi bersama sang adik Mude Angkasa dan Usmar Effendi menyelam dikawasan Kala Toweren.

Saat ini tak hanya dijadikan sebagai misi-misi sosial saja, GDC juga membina atlit-atlit selam dan juga turut dalam menjaga keseimbangan ekosistem Danau Lut Tawar.

Dalam perjalanan sejak berdirinya, personil GDC juga pernah diminta terlibat langsung dalam penelitian pencarian jejak nenek moyang Urang Gayo yang pernah hidup di tepi Danau Lut Tawar. Beberapa tahun silam, Munawardi, Usmar Effendi, Mude Angkasa dan sejumlah rekan mereka diminta turut melakukan penyelaman Arkeologi bersama tim Arkeolog dari Balai Arkeologi Medan Sumatera Utara.

Hasilnya, mereka berhasil menemukan artefak dan ekofak dikedalaman danau itu dan turut sumbang tenaga untuk pencarian jejak Urang Gayo yang secara ilmiah sudah terbukti menghuni tepi danau Lut Tawar sejak 7525 tahun yang lalu.

Sederetan prestasi juga ditorehkan atlit GDC disejumlah ajang perlombaan tingkat daerah dan nasional. Saat Pekan Olahraga Daerah (PORDA) X Aceh 2006 di Takengon, Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) XI Aceh 2010 di Bireuen serta kejuaraan bertaraf nasional di Sabang.

Para penyelam GDC juga dikenal aktif menggelar even lomba dan ekpedisi berenang di Danau Lut Tawar. Belasan atlitnya pernah melakukan ekpedisi berenang menyeberangi Danau Lut Tawar sejauh 4 kilometer dari sisi selatan hingga utara danau tersebut.

Terakhir mereka menggelar lomba renang perairan terbuka di Danau Lut Tawar akhir tahun 2012 lalu yang diikuti oleh ratusan atlit putra dan putri dari berbagai kalangan umur dan domisili dalam wilayah kabupaten Aceh Tengah.

Tepat kiranya Gayo Diving Club (GDC) masuk kedalam salah satu penerima penganugrahan “Takengon Award 1” untuk kategori Club Olahraga Extreme dibutuhkan di Danau Lut Tawar yang bertepatan pada Hari Ulang Tahun Kute Takengen Ke-436 di Gedung Olah Seni (GOS), Minggu 17 Februari 2013 lalu.

Salut untuk para perenang sekaligus penyelam yang tergabung dalam GDC, semoga dedikasi dan keikhlasan untuk berbuat bagi orang lain mendapat lindungan serta ridha dari Yang Maha Kuasa. Amin

(Darmawan Masri, Kha A Zaghlul)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Deprecated: str_replace(): Passing null to parameter #3 ($subject) of type array|string is deprecated in /home/wxiegknl/public_html/wp-content/plugins/newkarma-core/lib/relatedpost.php on line 627

News