Oleh: AHLAZ ZIKRI
Program yang direncanakan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) pusat yaitu Cash for Work (Upah kerja tunai) terkait Penanggulangan Gempa Aceh Tengah – Bener Meriah yang heboh digembar-gemborkan pada bulan september lalu harus dipertanyakan.
Melihat dari program-program yang dikeluarkan BNPB, Cash for Work ini tergolong baru. Dari rencananya, korban gempa yang dikatagorikan rusak ringan dan sedang setiap Kepala keluarga akan dibantu sebanyak Rp. 50.000,- per 30 (tiga puluh hari). Sedangkan yang rusak berat mendapatkan bantuan yang sama namun akan dikalikan dua bulan.
Dari data yang berhasil kami himpun tercatat belum satu kepala keluargapun yang menerima dana Cash For Work ini, Namun setiap masyarakat tau akan isu yang berkembang terkait dana tersebut. sehingga dana pembersihan rumah dari puing-puing reruntuhan gempa ini dipakai dari dana pribadi mereka. Disini terkesan bahwa BNPB Pusat Kurang serius dalam Penanggulangan Bencana ini.
Dari gambaran umum masyarakat korban gempa sekarang, bahwa ada kesan mereka menunggu proses bantuan yang dijanjikan seperti Cash for Work, upaya Rehabilitasi dan rekonstruksi dan bantuan-bantuan lain. Hal ini diperparah karena kondisi harga jual kopi anjok dan beberapa hasil pertanian lain juga tergolong seperti itu. Ditambah lagi musim penghujan yang menambah daftar cerita panjang kesedihan mereka.
Selain harapan kita bersama bahwa masyarakat Harus Bangkit dari keterpurukan ini, Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah juga harus mendorong program-program yang telah dijanjikan ini terealisasi dengan cepat, akurat dan transparan. Pemerintah Aceh Tengah, juga jangan kalah lobi dengan pemerintah Aceh dan mendesak mereka untuk komitmen dalam menuntaskan masalah ini.
Kepada pemerintah Aceh juga seharusnya mengarahkan Bencana Ini menjadi Bencana Nasional, jangan beranggapan bahwa Aceh saat ini kaya dengan Anggaran Pendapatan Belanja yang besar, namun faktanya Pemerintah Aceh Lemah dalam menanggulangi bencana yang terjadi.
*Ketua Umum IPPEMATA (Ikatan Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa) Banda Aceh
*Aktivis GAYO MERDEKA