Lintas Gayo – Facebook melakukan sebuah penelitian untuk melihat apa yang diketik oleh penggunanya meskipun status atau komentar mereka tidak pernah ter-posting di laman jejaring sosial tersebut.
“Penelitian ini untuk memahami sejauh mana orang-orang melakukan sensor diri (self-censor),” kata juru bicara Facebook Matt Steinfeld kepada The Times, seperti dikutip Los Angeles Time, Rabu, 18 Desember 2013.
Steinfeld mengatakan para peneliti perusahaan yang bermarkas di area Menlo Park, California, Amerika Serikat, ini telah melacak secara acak aktivitas 5 juta pengguna di Amerika Serikat dan Inggris. Mereka menelusuri apa yang tidak pernah ter-posting oleh penggunanya.
Penelitian ini, tulis Facebook, tidak dapat melacak kata yang diketik secara tepat dan kalimat apa yang diketik pengguna. Namun, Facebook dapat melacak kapan karakter dan kata-kata tersebut diketik, berapa banyak yang diketik, dan apa yang diketik kemudian dihapus atau ditinggalkan.
“Metodologi penelitian ini melacak pengguna secara anonim,” ujar Steinfeld.
Hasil penelitian Facebook menunjukkan 70 persen pengguna melakukan self-censor secara teratur. Dari penelitian juga diketahui bahwa pria lebih mungkin melakukan sensor diri pada postingan media sosial dibandingkan dengan wanita.
Facebook mengaku sudah tidak lagi melacak apa yang diketik oleh penggunanya. Mereka juga mengaku bahwa penelitian ini dilakukan sesuai dengan persyaratan layanan yang telah disetujui pengguna saat mereka pertama kali mendaftar Facebook.(Tempo)