Kroncong Bernuansa Aceh

Angga Mozaic salah satu personel OK. La Paloma juga menmbahkan bahwa musik Kroncong itu bukanlah musik jawa, tetapi krontong adaalah warisan Budaya Indonesia, pungkasnya.(Iwan_Rantow)
Angga Mozaic salah satu personel OK. La Paloma juga menmbahkan bahwa musik Kroncong itu bukanlah musik jawa, tetapi krontong adaalah warisan Budaya Indonesia, pungkasnya.(Iwan_Rantow)

Padangpanjang | Lintas Gayo –  Orkes Kroncong La Paloma (OK. La Paloma) salah satu grup musik keroncong yang telah dikenal di kawasan kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, bahkan kawasan Sumatera Baratpun nama itu tak asing lagi.

Untuk memeriahkan hari memperingati 9 Tahun Tsunami, grup Musik OK. La Paloma berkolaburasi dengan musik kesenian Tradisional Aceh juga ikut serta dalam acara tersebut, di gedung M. Syafe’i (26/12/13), malam tadi.

Gesekan Biola yang membuat para penonton terbuai, serta membuat bulu kuduk penonton merinding akan gesekan biola tersebut. Disela-sela gesekan biola Kemudian di sambut dengan vocal yang diiringi oleh tepukkan Didong, dan pembacaan puisi oleh Sulaiman Juned, penyair Nasional asal Tanah Rencong.

Meski Sang vocalis bukan orang asli Aceh, tetapi dia fasih menyanyikan lagu Aceh tersebut, tapi tak sefasih orang pribumi Aceh. Itu juga dikarena OK. La Paloma sudah pernah bermain musik dibeberapa titik di Aceh, dan Sabang.

Riski Dwi Kemala. E, vocalis OK. La Paloma yang akrab di sapa Iki, mengatakan, “Ada beberapa  cengkok aceh yang  harus tidak bisa ditinggalin, karena itu ciri khas daerah itu sendiri” ujarnya.

Iki juga mengatakan baru perdana duet dengan alat kesenian Tradisional Aceh jadi agak canggung katanya, dan iki juga menambahkan “lagu aceh itu payah, jadi kita haruh masuk “Roh” suasana Aceh dulu baru dapat ciri khasnya, jadi bukan sembarang orang yang bisa menyanyikan lagu Aceh pungkasnya.

Penampilan kolaburasi ini sempat membuat para penonton bingung, dan bertanya, acara pentas Seni Aceh kok ada Kroncongnya?, karna bagi penonton mereka tidak pernah menyaksikan Kroncong bernuansa Aceh, dan ini pertama dilakukan oleh para Mahasiswa Aceh IPMA khusunya.

Setelah menikmati Musik Kroncong bernuansa Aceh, para penontonpun mengerti bahwa kesenian itu luas, dan bisa dikolaburasikan dengan musik lainnya.(Iwan_Rantow)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.