“Demi kau dan si buah hati, terpaksa aku harus begini”. Bait lagu almarhum Pance Pondang, mengambarkan keadaan tim Tipikor Polres Aceh Tengah dalam mengejar PR kasus Ketapang. Tetapi mereka rela tidak mandi, makan ala kadarnya, tidur tidak teratur, bukan hanya demi sibuah hati, namun demi negara.
“Eleh kite ni, indomie mien. Bohmi kune male. (Alah kita ni indomie lagi. Ya sudah mau apa lagi,” sebut Briptu Suardi, sambil memegang kuali, tugasnya memasak mie instan. Sementara Aiptu. Hadi Rivai dapat tugas merajang tomat dan mengocok telur, untuk digoreng.
Selama tiga hari di kawasan marginal Ketapang, Kecamatan Linge, Aceh Tengah, yang jauh dari pusat keramaian, membuat tim Tipikor Polres Aceh Tengah menjadikan mie instan sebagai sahabatnya. Bukan hanya untuk teman nasi, namun waktu istirahat, sambil minum kopi, mie instan jadi snack.
Tim membawa makanan ringan dari Takengen, diperhitungkan tahan untuk tiga hari. Namun karena “ramai” masyarakat yang diminta keterangannya, dan senantiasa berkumpul bersama, membuat snack itu hanya bertahan untuk satu hari.
Ketika lapar, sebelum jatah makan, tim Tipikor menjadikan mie instan sebagai menu tambahan. “Kraaap, kruuup” mie yang masih renyah itu, masuk ke dalam mulut. Perut yang memasaknya. “Bisa kembung ni perut kalau setiap hari kita makan kerupuk mie,” sebut Brigadir Hendri Faisal, yang merasakan perutnya ada kelainan dari biasa.
Walau makan mie instan, selama tiga hari tim ini mengusahakan tidak buang air besar. Air tidak ada kecuali terpaksa, baru mereka mencari tempat yang aman untuk buang hajat. Selain mie instan, warga di sana yang mensupport tim untuk mengungkap kasus Ketapang, adakalanya mengantar kelapa muda.
“Ketika diantar kelapa muda, kami senangnya luar biasa. Ada uang mau beli makanan, ya harus ke Isaq. Memakan waktu untuk pulang dan pergi. Kapan akan siap memeriksa saksi yang mencapai 200 orang, sementara target kami hanya tiga hari,” sebut Rivai.
“Tidak makanpun kami siap, demi menyelesaikan tugas yang sudah mulai digarap sejak ahir tahun 2011 ini,” sebut Kanit Tipikor. Bila kasus dugaan korupsi Ketapang tidak didukung oleh bukti yang kuat, tidak mungkin kasus itu bisa dinaikkan ke meja hijau.
Tantangan itu dijawab pihak Tipikor Polres Aceh Tengah, dengan mendatangi langsung sumber bahan pelengkap. Bukan hanya mereka datang ke Ketapang, ke BPKP Aceh, namun tim ini juga melobi tenaga ahli peternakan dari Biruen untuk membantu.
Yang pasti selama tiga hari di Ketapang badan bau karena tak mandi, perut juga kembung, karena diisi mie. (Bersambung)
berita terakit:
**: Korupsi Ketapang (bagian I )
**: Korupsi Ketapang (II) “Polisi Berburu Sapi Dalam Semak Belukar”