Oleh: Diana Seprika*
Mahasiswa adalah harapan perubahan suatu bangsa. Itulah yang seharusnya hadir dalam benak kita. Bagaimana tidak, Mahasiswa sengaja dididik dan dibimbing untuk mewujudkan segala harapan masyarakat dan membangun suatu daerah dari keterpurukan yang melanda dengan bekal yang telah diperoleh dari proses pendidikan yang sediakan pihak kampus, khususnya di STAIN Gajah putih Takengon. Bahkan disetiap pilihan jurusan memiliki visi dan misi tersendiri yang seharusnya dapat dicapai dengan baik dan memuaskan.
Salah satu tujuannya yaitu agar tercapainya segala tujuan civitas akademika dalam merealisasikan hasil pembelajaran yang diperoleh. Berbagai usahapun dilakukan untuk dapat mewujudkannya. Mulai dari menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran, melaksanakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan juga pelaksanaan kerjasama dengan berbagai pihak untuk menghasilkan lulusan mahasiswa terbaik serta tenaga pengajar yang memiliki kompetensi paedagogik, kepribadian sosial, profesional serta memiliki semangat keunggulan dalam berkarya. Inilah yang seharusnya menjadi tolak ukur dari proses pendidikan yang dijalani dalam mencapai proses Tri Dharma yang berdasarkan pada komitmen yang positif.
Perlu diketahui bersama, bahwa Tri Dharma sendiri adalah salah satu dasar tanggung jawab mahasiswa yang harus dikembangkan secara efektif dan saling bahu membahu serta harus disadari betul oleh semua mahasiswa STAIN Gajah Putih Takengon. Tidak hanya dalam teori belaka tetapi benar pada pelaksanaannya juga. Tujuannya adalah untuk menciptakan mahasiswa yang pandai dalam menghadapi tantangan tetapi juga cerdas dalam memanfaatkan setiap peluang berdasarkan Tri Dharma perguruan Tinggi, yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan serta aplikasi yang pada akhirnya jatuh pada pengabdian masyarakat yang dilaksanakan setiap tahunnya oleh Mahasiswa.
Kata agen of change memiliki arti pelaksana perubahan yaitu mahasiswa yang telah mengalami proses pendidikan. Dengan kata lain Mahasiswa sebagai penggerak dari segala pemikiran yang ada. Mahasiswa tidak boleh berada ditempat dan arah pemikiran yang sama melainkan harus memiliki target pengembangan ilmu pengetahuan yang lebih baik dari sebelumnya. Mampu mengolah dan memperbaharui ide-ide yang dimiliki sehingga ada perubahan nyata yang dihasilkan dari tahun ketahunnya.
Mahasiswa harus mampu membaca segala tantangan yang akan dihadapi. Tidak menerima informasi secara mentah tapi mampu membuktikan bahwa informasi yang diterima memang benar adanya melalui sebuah penelitian. Inilah yang sebenarnya harus ada pada setiap diri mahasiswa, baru kemudian berlaku perubahan atau tercapainya peran mahasiswa sebagai pelaksana perubahan. Menjalankan proses pendidikan adalah sebagai tantangan nyata yang harus dihadapi. Mengambil peluang untuk diaplikasikan pada masyarakat. Jika sudah teraplikasi maka masyarakat akan mengenal peran mahasiswa sebenarnya.
Dewasa ini, masyarakat memandang bahwa posisi mahasiswa hanya sebagai pajangan dari sebuah lembaga pendidikan saja, tidak berlaku pada perannya sebagai agen pelaksana perubahan. Mengapa hal ini bisa terjadi dan apa solusinya?, seharusnya inilah yang menjadi tugas kita bersama, tidak saling menyalahkan tapi juga berusaha untuk memudarkan segala pandangan miring untuk mahasiswa dikalangan masyarakat. Sebenarnya salah satu jalan keluarnya sudah bertahun diterapkan yaitu dengan menjalankan mata kuliah akhir pengabdian masyarakat (KPM). Disinilah kesempatan mahasiswa dalam memperbaiki citra negatif yang diterima. Tentunya tidak dengan pengetahuan yang dangkal tapi benar-benar dengan pencitraan mahasiswa yang sebenarnya. Harus mampu meresume ilmu pengetahuan yang didapat dari awal proses pendidikan hingga akhir pengaplikasiannya untuk masyarakat.
Pengabdian masyarakat merupakan serangkaian aktivitas dalam rangka kontribusi perguruan tinggi terhadap masyarakat yang bersifat konkrit dan langsung dirasakan manfaatnya dalam waktu yang relatif pendek. Disisi lain, agen perubahan dapat dilihat dari segi ide-ide yang dimiliki. Karena telah terdidik maka harus mendapatkan umpan balik yaitu dapat mendidik untuk semua kalangan.
Mewujudkan Tri Dharma itu bukanlah pekerjaan yang mudah, butuh waktu dan tenaga yang besar serta kerjasama yang baik didalamnya, itupun belum menentukan bahwa mahasiswa sudah mampu melewati tantangan dan peluang dalam mewujudkannya.
Agen of change tidak hadir dari sosok mahasiswa inklusif. Pamit pada kedua orangtua hanya untuk mendengarkan materi yang disampaikan oleh dosen hingga selesai tanpa mengeluarkan pendapat serta malu bertanya disaat tidak faham akan materi yang diajarkan, tidak berani mengambil keputusan sendiri. Artinya hanya mampu mengolah niat pada ranah yang terbatas. Tidak berani mengambil resiko yang besar untuk perubahan yang lebih besar. Tetapi ia lahir dari sosok Mahasiswa yang mampu berpikir diluar batas lingkaran yang ada, berpikir cepat bekerja tepat. Coba pikirkan lagi, adakah keinginan orang lain untuk selalu berada dilingkaran yang sama?, rasanya tidak mungkin, jika selalu mengalah pada keadaan, Menyalahkan setiap situasi yang datang. Pada dasarbya keadaan itupula yang akan berbalik menyalahkan mengapa perubahan ini tiak kunjung datang. Katakan iya untuk perubahan karena Mahasiswa terlahir untuk ciptakan perubahan. Mulai mengenali watak Mahasiswa itu sangatlah penting, karena perubahan itu ada berkat tantangan yang diterima.
Karakteristik Mahasiswa yang benar adalah Mahasiswa yang melakukan hal yang positif dan berguna bagi diri sendiri, orang lain dan negaranya. Mahasiswa yang benar juga dapat dikatakan sebagai Mahasiswa yang dapat menggabungkan antara sisi akademik, organisasi dan pekerjaan menjadi satu. Sehingga Mahasiswa tidak hanya bertujuan mendapat IPK tinggi tetapi dapat mengembangkan kemampuan berorganisasi, kemampuan menjadi seorang pemimpin dan mengeluarkan pendapat didepan banyak orang sehingga dapat terjun ke dunia masyarakat yang luas. Untuk menjadi Mahasiswa yang benar membutuhkan proses yang panjang yang harus dilewati, diwujudkan, terus bekerja, dan tidak kenal kata malas.Mahasiswa yang benar itu bisa membagi waktu, aktif dalam organisasi, taat beribadah, memiliki wawasan yang luas, rajin dan disiplin.
Menjadi Mahasiswa dengan karakter tersebut merupakan cita-cita yang ingin di capai oleh setiap Mahasiswa dimanapun berada. Kita juga tahu bahwa maju tidaknya suatu lembaga pendidikan di pengaruhi oleh faktor pemikiran serta tindakan yang dilakukan oleh orang-orang yang berperan aktif didalam lembaga pendidikan tersebut. Begitu pentingnya peran Mahasiswa sebagai agen of change , sehingga apa yang didapatkan oleh Mahasiswa tersebut akan dirasakan pula oleh Masyarakat disekitarnya dan mereka akan mengakui bahwa pendidikan itu sangat perlu dalam mencapai sebuah perubahan.
Suatu lembaga pendidikan dapat di ukur apakah bangsa itu maju atau mundur, karena seperti yang apa kita ketahui bahwa suatu pendidikan tentunya akan mencetak sumber daya manusia yang berkualitas, baik dari segi spiritual, intelegensi dan skill.
Pendidikan itu sendiri merupakan proses untuk mencetak generasi penerus bangsa. Apabila output dari proses pendidikan ini gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat mencapai kemajuan khususnya untuk Mahasiswa sebagai agen of change di STAIN Gajah Putih Takengon.
Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa setiap tantangan yang diterima oleh Mahasiswa STAIN Gajah Putih Takengon merupakan sebuah peluang untuk mencapai target pendidikan yang berorientasikan pada perubahan yang nyata. Jangan mengaku Mahasiswa jika tidak melakukan perubahan. Lihat tantangan ambil peluang dan rasakan perubahannya. Jika hari ini lebih baik dari hari kemarin maka akan hadir perubahan,tetapi jika masih berada dalam keadaan yang sama maka jadilah sebagai manusia yang merugi. Dari Mahasiswa STAIN Gajah Putih Takengon untuk Masyarakat Gayo tercinta.
Semoga bermanfaat
*Mahasiswi STAIN Gajah Putih