Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*
Banyak orang yang beranggapan bahwa jihad itu harus dengan perang, mengangkat senjata dan pedang atau dengan membunuh orang-orang kafir walaupun orang kafir itu tidak bersalah. Ingat, orang-orang yang mau berjihad seperti ini hanyalah nafsu jihad sangat tinggi namun pemahaman dalam hal agama sangat kurang. Dalam sejarah Islam melawan musuh-musuh Islam para sahabat menggunakan metode dakwah mengajak kepada Islam jauh sekali dari penumpahan darah, tak perlu sebilah pedang pun terhunus untuk itu. Metode penyampaian dakwah Islam telah diatur dengan penuh kearifan dalam al-Qur’an dan aturan itu justru lebih baik dan lebih efektif daripada dengan menggunakan pedang, senjatata ataupun dengan kekerasan. Allah berfirman, yang maknanya: “Tidak ada paksaan dalam Din (Islam)…” (al-Baqarah: 256). “Serulah (Manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik…” (an-Nahl: 125).
Dasar jihad dalam Islam ataupun sumber metode dakwah dalam Islam ialah Islam berprinsip pada perdamaian dan kebebasan memilih. Tidak ada unsur paksaan ataupun keharusan apalagi kekerasan.
Namun akhir-akhir ini dunia dihebohkan dengan sekelompok yang radikal terhadap pemahaman Islam, dengan dalih berjihad membawa-bawa nama Islam namun ia berjihad jauh dari pedoman al-Qur’an serta metode dakwah Islam. Alhamdulillah pemerintah kita bertindak cepat dalam menangani kelompok ini serta para kalangan Ulama besar seluruh dunia mengharamkan adanya kelompok bernama ISIS (Islamic State Of Iraq and Syuriah), mereka tidak menyetujui dengan seruan jihad yang digerakkan oleh kelompok ISIS lantaran seruan jihad ini bertentangan dengan ajaran Islam. Bahwa agama Islam tidak mengajarkan kepada pemeluk-pemeluknya untuk berbuat kekerasan dimuka bumi ini apalagi membunuh tanpa ada dasar bahkan dalam Islam mengharamkan membunuh kafir dzimmi yang disebut dengan kafir dzimmi ialah berada dalam perjanjian dengan orang-orang Muslim atau orang yang meminta perlindungan.
Berlebih-Lebihan Dalam Agama
Kenapa orang bisa masuk dalam kelompok ini padahal mereka orang-orang yang paham agama dan melaksanakan shalat dan lain sebagainya justru jatuh dalam kelompok yang diharamkan oleh Ulama maupun pemerintah ? Jawabannya ialah, karena mereka memahami agama ini secara berlebihan. Coba kita simak cara syaithan menggoda manusia agar dia merasuk agamanya dan jatuh dalam jarum kehinaan:
Pada dasarnya syaithan merasuk kedalam diri kaum muslimin melalui dua pintu dengann maksud membujuk dan menyesatkan mereka. Pintu pertama, apabila seorang muslim tersebut kelompok orang yang sering melalaikan dan berbuat maksiat, syaithan memperindah kemaksiatan dan syahwat itu agar muslim tersebut semakin jauh dari ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Sesuai dengan sabda Rasulullah saw: (“Surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang dibenci, sedangkan neraka dikelilingi oleh segala sesuatu yang menyenangkan.”)
Pintu kedua, jika seorang muslim tersebut termasuk kelompok orang yang taat lagi ahli ibadah, syaithan akan menghiasinya agar melampui batas dan berlebih-lebihan dalam melaksanakan agama dengan tujuan untuk merusak agamanya. Allah swt berfirman: (“Wahai ahli kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.” An-nisa: 171).
Rasulullah saw bersabda” (“Jauhilah oleh kalian berlebih-lebihan dalam hal agama karena hancurnya umat sebelum kalian penyebabnya berlebih-lebihan dalam beragama.”)
Di antara bentuk tipu daya syaithan untuk kelompok orang-orang yang berlebih-lebihan dan melampui batas adalah syaithan menghiasi mereka agar memperturutkan hawa nafsunya sehingga mereka salah dalam memahami agama dan menjauhkan mereka dari keinginan bertanya kepada ahli ilmu. Dengan demikian, mereka tidak memperoleh ilmu dan keyakinan yang benar dan petunjuk dari para ulama sehingga mereka tetap berada dalam kesesatan serta tertipu oleh bujuk rayu syaithan. Allah Azza wa Jalla berfirman: (Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ia akan menyesatkan dari Jalan Allah. Q.S Shaad: 26).
Pemuda Target Utama
Seperti yang penulis singgung diatas tadi bahwa orang mudahnya masuk kekelompok ini karena nafsu jihad sangat tinggi dan pemahaman agama kurang, inilah yang ada pada diri pemuda sehingga target mereka untuk menjadikan kader-kader kelompok mereka ialah para pemuda yang jihadnya sangat tinggi namun pehaman agama kurang. Apa yang dikatakan olehUlama besar Arab Saudi, Mufti Syeikh Abdul Aziz al-Sheikh, beliau mengeluarkan peringatan dengan keras kepada seluruh pemuda muslim untuk menghindari panggilan berjihad yang diserukan kelompok sesat. Seruan itu yang dikeluarkan kelompok jaringan Al-Qaeda dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dinilainya menyesatkan. Bahkan disebutkan sebagai sebagai musuh nomor satu umat Islam.
Anak-anak muda seharusnya tidak membiarkan diri mereka dipengaruhi oleh panggilan untuk berjihad, kata Mufti Syeikh Abdul Aziz al-Sheikh, seperti dilansir harian Arab Saudi, Saudi Press Agency (SPA), kamis (28/8). Ini kemalangan besar bahwa pemuda kita sedang dieksploitasi untuk dihasut dan diboyong ke zona perang dengan dalih jihad katanya. Dan dia menegaskan musuh nomor satu Islam itu akan membahayakan kehidupan pemuda Muslim yang tidak mentaati Allah dengan berbuat dosa.
Pemuda sangat dibutuhkan oleh agama Islam untuk melanjutkan dakwah serta jihad yang telah diusung terlebih dahulu oleh para sahabat, jihad dengan berpedoman kepada al-Qur’an dan Sunnah bukan karena atas dorongan nafsu yang menyebabkan berlebih-lebihan dalam memahami agama karena jihad para sahabat ialah berpedoman pada al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah saw, sehingga panggilan jihad ISIS yang bisa menghancurkan pemuda itu sendiri bisa dibentengi dengan belajar dan memahami agama Islam lebih luas.
*Penulis: Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Ar-Raniry, Kolumnis LintasGayo.com, Kompasianer dan Remaja Masjid Asrama PHB Lampriet.
Email: delungtue26@yahoo.co.id