Aparat Harus Turun Tangan Tindak Perambah Hutan

Mukhtar Camat Pintu Rime Gayo (Foto: Leuserantara)
Mukhtar Camat Pintu Rime Gayo (Foto: Leuserantara)

Redelong | Lintas Gayo – Drs. Mukhtar, Camat Pintu Rime Gayo, Kabupaten Bener Meriah meminta pihak yang berwajib agar menangkap pelaku penebangan liar/pencuri kayu yang kian marak di wilayahnya. Penebangan hutan lindung yang kian marak di daerah tersebut mengakibatkan binatang yang dilindungi, seperti gajah terusik dan lari ke kebun warga, sehingga merusak tanaman dan memakan korban. (Baca, Gajah Obrak-Abrik Rumah Warga)

Menurut Mukhtar kepada LeuserAntara.com, (Media Partner Lintas Gayo) Senin (8/9/2014), amukan gajah kembali terjadi di Kec. Pintu Rime Gayo, Bener Meriah. Beberapa waktu lalu seorang warga setempat tewas terkena serangannya. Namun, kini seekor kerbau yang membawa kayu dari hutan  tumbang akibat amarahnya.

Disinyalir, maraknya aksi gajah di daerah perbatasan Bener Meriah-Bireuen ini lantaran habitatnya mulai terganggu. Hutan sebagai tempat hewan berbelalai itu bernaung sebagian dirambah. Bahkan ada yang dialih fungsikan untuk perkebunan sawit dan lainnya.

” Belakangan hutan di Pintu Rime Gayo marak dirambah oleh orang tak bertanggungjawab. Kami menduga, pelakunya bukan saja dari Bener Meriah, tapi ada juga dari Bireuen. Imbasnya, kayu rimba di daerah perbatasan itu sudah jauh berkurang. Bisa jadi, hal itu pemicu utama gajah mulai berulah,” jelas Mukhtar. (Baca, Empat Gajah Terlatih Turun ke Bener Meriah)

Sebelumnya kelompok gajah yang turun dari kawasan belantara hutan 38 ekor. Hewan bertubuh tambun tersebut telah merusak hektare-an areal pertanian. Bahkan, merenggut korban jiwa seorang warga di kecamatan itu. Teranyar seekor kerbau tumbang akibat amukannya.

“Guna menghindari hal-hal tak diinginkan, sebelumnya Pemda telah bekerjasama dengan BKSDA Aceh untuk mengusir keberadaan gajah liar. Ada 4 gajah terlatih berikut para petugas BKSDA yang diturunkan selama 12 hari. Hasilnya sebanyak 35 gajah berhasil diusir,” ucapnya.

Namun demikian, lanjut Mukhtar, diduga kuat, sisa gajah yang terpisah dari kelompoknya itulah yang kembali mengganggu. “Ya benar ada kerbau warga yang ditabrak dan diinjak sekawanan gajah. Kejadiannya di Pantan Lah. Saya sendiri, baru saja menerima laporannya dari kepala kampung setempat.”

Berdasarkan keterangan dari kepala kampung Pantan Lah, lanjutnya, serangan gajah terhadap kerbau ini terjadi Rabu (3/9) kemarin. Saat itu kerbaunya sedang membawa beban gerobak berisi material kayu. Namun, ditengah perjalanan berpapasan dengan gajah. Seketika gajah menyerang. Beruntung warga pemilik kerbau bisa selamat karena berada belasan meter di belakang gerobak.

“Mungkin amukan gajah itu ada kaitannya dengan kayu olahan yang diangkut warga. Hemat saya insting gajah cukup baik, naluri mereka sangat cakap dan peka dalam membaca situasi. Artinya jika niat bagus, biasanya gajah juga tak akan menggangu siapapun,” terka Mukhtar.

Atas maraknya gangguan gajah dalam beberapa bulan terakhir di sana, mantan Kabag Humas Bener Meriah ini berharap agar pihak terkait serta masyarakat bersedia turun serta membantu. Mencari solusi bagaimana mengatasi persoalan itu.

Camat ini juga meminta, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, TNI maupun petugas Polres Bener Meriah untuk bersama-sama berupaya, membantu mengatasi masalah hutan maupun konflik antara gajah dan warga ini. Tentu, kesemuanya disesuaikan dengan tupoksinya masing-masing.

” Pihak Dinas Kehutanan jangan hanya fokus terhadap perambahan hutan di Paya Rebol, pada di Pintu Rime Gayo dan beberapa lokasi lainnya juga banyak perambahan. Lihatlah persoalan perambahan secara keseluruhan, bukan memilah-milah ,” pungkas Mukhtar. (Baca, Inilah Tuntutan ISIS Bener Meriah) (Leuserantara.com)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.