Oleh: Kamaluddin, S.Pd.I*
Pernahkan anda membayangkan betapa rasa sakit yang di derita oleh seorang Ibu saat dia melahirkan kita?
Ketika saat kita sudah waktunya menghirup udara dunia, saat itu seorang ibu mulai merasa sakit hingga si anak dilahirkan kedunia. Saat tulang-tulang terasa dicabuti dari daging, saat otot-otot terasa putus, nyawa mahluk Allah ini berada diujung tanduk, namun semua rasa sakit itu tidak terasa saat puncak cinta seorang ibu kepada anaknya. Saat tangis si mungil terdengar semua sakit dan luka terasa sirna karena cinta telah menawarinya.
Cinta sungguh luar biasa, membuat sesuatu yang kita anggap tidak mungkin dapat berubah. Sebuah kisah cinta antara dua insan manusia yang secara naluri manusia tidak terduga, dialah Ibnu Ash Bin Robi seorang laki-laki yang sangat membenci Nabi meski itu adalah mertuanya sendiri. Dia bahkan sebelum keislamannya merupakan salah seorang yang menentang dakwah nabi Muhammad dalam mengembangkan Islam, namun dia berbalik arah karena cinta yang dia rasakan dari Rasulullah dan putrinya. Cintalah yang telah mengantarkan hidayah kepada seorang penentang Nabi menjadi seorang yang akan membela nabi mati-matian meski rasa sakit yang dia rasakan dari sayatan pedang akan melukai tubuhnya.
Kini cinta seorang sahabat yang tidak kita ragukan lagi kemuliaan cintanya kepada Rasulullah. Saat dikejar oleh kaum musrikin saat akan hijrah, kedua laki-laki ini mendaki gunung. Laki-laki itu masuk terlebih dahulu kedalam sebuah gua sempit untuk memeriksa kondisi didalamnya karena tempat seperti ini merupakan sarang bagi binatang berbisa. Dia mulai memeriksa setiap ceukungan dan lekukan batu dengan seksama matanya dengan sigap melihat kesetiap pojok gua. Dan dia melihat ada celah bebatuan yang dihuni oleh mahluk yang dapat menciderai orang yang dia cinta yaitu Muhammad sang nabi. Laki-laki itu berkata “ Ya Rasulullah janganlah engkau masuk kedalamnya sebelum aku masuk terlebih dahulu” semua kotoran dan batu kerikil disapu hingga bersih, dia merobek kainnya untuk menutupi lubang-lubang itu sebagian lagi di tutupi dengan kakinya sendiri. Laki-laki itu membentangkan kakinya dan berkata “Masuklah ya Rasulullah!”. Lalu beliaupun masuk kedalam gua. Karena rasa lelah Rasulullah merebahkan kepala dan tertidur diatas kakinya, dia adalah Abu Bakar Ashiddiq seorang laki-laki kurus, kulitnya kuning pucat namun sangat lembut hatinya.
Setelah Rasulullah tertidur tidak lama setelah itu Abu Bakar mulai merasa ada yang menyengat kakinya. Namun dia tetap diam tidak bergerak agar Istirahat nabi tidak terganggu. Rasa sakit mulai menjalar dan tidak tertahan membuat Abu Bakar meneteskan air mata. Bulir-bulir hangat itu jatuh dipipi Rasulullah dan beliau terjaga dan bertanya “apa yang terjadi sehingga membuatmu menangis wahai Abu Bakar ?”.
Abu Bakar Menjawab : “kakiku digigit binatang Ya Rasulullah”
Lalu sang Nabi meludahi bagian yang digigit sehingga hilang rasa sakitnya. Rasa sakit yang dirasakan telah terobati oleh besarnya cinta kepada nabi. Cintalah yang telah menjadi pengobat luka dan penawar rasa sakit itu.
* Guru SD IT Cendekia Takengon