Takengen | Lintas Gayo- kota dingin Takengen, Aceh Tengah menjelang ahir Ramadhan 1436 H ini, dilanda “luding serlah” dan angin kencang. Dingin menusuk tulang, bahkan suhunya mencapai 16 derajat celsius.
Hujan gerimis yang disertai angin kencang ini, sudah berlangsung hampir sepekan. Pada siang hari matahari juga enggan menampakkan dirinya. Masyarakat lebih banyak mengurung diri di rumah, menghindari sapuan angin dan dingin yang menusuk tulang. Namun di kawasan Jalan Lintang, tetap ramai dibanjiri manusia.
Biasanya pada malam hari, di seputar kota Takengen, usai shalat tarawih, warung kopi dibanjiri manusia. Namun dengan munculnya luding serlah, angin kencang serta dingin yang menusuk tulang, aktifitas di warung kopi mulai sepi.
Hanya terlihat satu dua orang dibeberapa warung yang selama ini ramai dikunjungi manusia. Demikian juga pada siang dan sore harinya, bila cuaca sedikit bersahabat, baru manusia keluar ke kota Takengen untuk memenuhi kebutuhan puasa.
Namun pagi hari menjelang siang, walau cuaca ekstrem selama sepekan ini, pusat pasar tetap dibanjiri manusia yang mencari keperluan lebaran. Pusat pakaian ramai diserbu manusia yang turun dari kawasan pedesaan di Aceh Tengah.
Demikian dengan kawasan Jalan Lintang Takengen, yang menjadi sentra pakaian, walau luding serlah dan dinginnya menusuk tulang, manusia masih ramai lalu lalang mencari pakaian, hingga pukul 22.00 Wib, selasa (14/7/2015) suasana di jalan Lintang terlihat ramai. (Iqoni RS/ Khosi Nawar)