Banda Aceh | Lintas Gayo- Pembahasan asrama mahasiswa Aceh Tengah di Banda Aceh sempat diwarnai aksi protes, pertemuan antara Bupati Aceh Tengah Ir. Nasaruddin MM, IPPEMATA, dan KNA yan dilaksanakan pada, Kamis 22 Oktober 2015 mulai pukul 20:30 di Kampong Limpok Kec.Darusalam, Kab.Aceh Besar, menuai protes.
Yusuf Sabri Rahman selaku ketua Mahasiswa Aceh Tengah, yang tergabung dalam Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Aceh Tengah (IPPEMATA) melakukan aksi Protes dihadapan Petinggi KNA, tokoh masyarakat Gayo dan dihadapan Bupati Aceh Tengah Ir. Nasaruddin, MM yang didampingi oleh Ismail Aman Nir (Anggota DPRK).
Aksi protes itu terjadi setelah Bupati Aceh Tengah selesai memberi arahan dan sambutan, Yusuf terlihat mengacungkan tangan, namun moderator acara mengabaikannya dan lebih mempersilahkan Ketua Keluarga Negeri Antara Aceh (KNA) Drs. Jamhuri untuk menyampaikan pidatonya.
Setelah ketua KNA selesai berpidato, Yusuf kembali mengacungkan tangan dan tampak akan berdiri. Melihat keadaan tersebut akhirnya Bupati Aceh Tengah mengijinkan dan mempersilahkan Ketua Mahasiwa Aceh Tengah tersebut untuk berbicara dan menyampaikan pandangannya.
Yusuf dengan tegas menolak, jika asrama tersebut dikelola oleh KNA, “hubungan antara KNA dan Mahsiswa Aceh Tengah sangat buruk dan ini tidak boleh diserahkan begitu saja kepada KNA. Baru kali ini saya melihat adanya pertemuan seperti ini, dan masih ada rupanya orang tua kami disini (banda Aceh, red),” sebut Yusuf.
Yusuf melanjutkan “Tabi agak jengkat aku bercerak pora, karena ini memang keluhan ari mahasiswa. Lebih baik ini dilahirkan perbup terkait pengelolaan asrama,” ujarnya.
Dia menambahkan “tidak boleh ada lembaga orang tua yang terlibat dalam pengelolaan asrama Aceh Tengah ini, karena prinsipnya KNA itu mewadahi dua Kabupaten, Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah,” ujarnya.
Melihat protes tersebut Bupati Aceh Tengah langsung menanggapi protes mahasiswa tersebut “,Ananda Yusuf Sabri, masalah ini akan kita tindak lanjuti, terkait peraturan Bupati akan kita dibuat. Artinya coba diselesaikan dulu masalah ini antara mahasiswa dengan orang tua di Banda Aceh,” sebutnya dan bupati juga memberi tenggang waktu sampai tanggal 1 November 2015 untuk bermusyawarah terkait pembahasaan pengelolaan asrama.
Yusuf menyimpulkan tidak pernah ada tindakanya nyata dari Bupati Aceh Tengah dan Pemerintahan Daerah Kabupaten Aceh Tengah yang menyerahkan pengelolaan asrama mahasiswa ini kepada KNA, kami pastikan kabar itu adalah Bohong besar. Berita ini harus diluruskan.
Sampai selesainya Bupati Aceh Tengah memberi tanggapan tidak tampak petinggi KNA memberi tanggapan lebih lanjut, terkait protes yang dilancarkan oleh ketua IPPEMATA tersebut.
Yusuf menjelaskan, dalam undangan yang diedarkan juga tidak disebutkan kegiatan yang dimaksud sebagai kegiatan peresmian atau penyerahan asrama kepada KNA, Tapi lebih kepada rapat pembahasan pemanfaatan gedung baru Pemda Aceh Tengah dan makan malam bersama. Jadi Tidak ada bahasa peresmian asrama.
“Kami juga melihat kegiatan ini sudah disetting sedemikian rupa, sehingga mahasiswa tidak diberi kesempatan untuk berbicara, dalam sambutan para petinggi KNA, kami mencatat tidak ada satu katapun menyinggung soal organisasi IPPEMATA yang sudah berjuang mati-matian untuk hadirnya asrama mahasiswa di Banda Aceh. Kami maklumi ketidaksukaan dan kemarahan para petinggi KNA kepada organisasi mahasiswa IPPEMATA, semata-mata kami berdiri independen dan menyampaikan apa adanya” ungkap” Yusuf.
“Kami berharap Bupati Aceh Tengah bisa komitmen dengan apa yang sudah pernah kami jelaskan setiap kali pertemuan dengannya, terkait betapa pentingnya hadirnya asrama mahsiswa ini hadir di Banda Aceh, semua analisis dan kebutuhan mahasiswa sudah kami jelaskan kepada bupati. Semoga masih ada kesepahaman, kami sangat berharap Pemerintahan Aceh Tengah bijak menyikapi persoalan ini,” tutup Yusuf Sabri Rahman.(Rel /Leuserantara.com)
berita terkait : Asrama mahasiswa jadi kenyataan