Takengen | Lintas Gayo – Dalam bisnis dikenal sebuah prinsip konvensional yang berbunyi “Modal sekecil-kecilnya untung sebesar-besarnya”. Bahkan oleh banyak orang prinsip tersebut dikemas dan dikonversi menjadi prinsip ekonomi yang diajarkan mulai dari bangku SMP hingga tembok universitas.
Namun bagi Magda Katsura, seorang praktisi usaha kopi asal Italia, menentukan harga kopi di pasaran internasional tidaklah sesederhana memasarkan produk lain semisal produk elektronik atau otomotif.
Menurutnya banyak aspek yang harus dipertimbangkan dalam memasarkan harga kopi, mengingat banyaknya komponen yang tidak bisa diukur dengan uang.
“Untuk secangkir kopi Anda bisa hitung berapa liter air yang dihabiskan, juga berapa banyak waktu yang tersita untuk melewati setiap tahapan dalam pemrosesan kopi”, ujarnya saat memperhatikan sejumlah pekerja sedang menyortir biji kopi di pabrik kopi koperasi Baburrayan Pegasing, Rabu, 18 Nopember 2015.
Kedua matanya fokus memperhatikan puluhan kaum hawa yang sedang beraktifitas memilih dan memungut biji kopi, Magda lantas mengatakan kalau harga kopi Gayo seharusnya lebih tinggi dari saat ini.
“Begitu banyak tenaga dan jasa yang terserap ke dalam secangkir kopi. Upaya mereka pantas dihargai dan ketulusan mereka dalam menghasilkan kopi berkualitas dan terbaik tidak dapat diukur dengan apapun”, sambungnya.
Ternyata dalam melihat bisnis kopi, Magda lebih menyinggung aspek spiritual dimana setiap upaya dan kerja keras setiap orang harus dihargai dengan pantas, tidak boleh hanya terpaku pada margin yang merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.
“Dengan demikian akan tercipta sebuah sistem bisnis yang berkelanjutan”, ujarnya lagi.
Menarik untuk dicermati, konsep yang ditawarkan Magna mirif dengan konsep Dana Zohar, seorang konsultan bisnis asal Amerika Serikat yang lebih menitikberatkan pada keseimbangan daripada sekedar memburu untung besar.
Sebagai tambahan, Dana Zohar menuangkan seluruh konsepnya tentang keseimbangan dalam berbisnis melalui sebuah buku berjudul Spiritual Corporation. Dana Zohar menawarkan konsep bisnis berkelanjutan (sustainable) agar setiap perusahaan tidak terjebak dalam pola eksploitasi dan lebih memperhatikan masa depan bumi.(*)