Ketika…
Serangkaian kalbu berpadu satu
Berhias berbaris membangun negeri
Negeri seribu pohon pinus
Negeri seribu bukit
negeri yang terlahir dari petinggi terdahulu
engkau terpatri dalam diri
Ketika…
Aku bergumam
ah… sudahlah, lupakan zaman keemasan itu
kita telah jauh meninggalkan tahun 2002 itu
ini ketiga kali pergantian nahkoda
miris, masih jauh dari pulau sejahtera
hahaha…
Ketika…
Petinggi berebut maju bak kupu kupu
Namun pada akhirnya menipu
Tuan tuan puan puanku mendadak kaya
Kemiskinan semakin merata
hahaha…
Ketika…
Kita muak pada pengemban amanah yang khianat
Menjual nama rakyat untuk kepentingan birokrat
Jenuh akan tokoh alim yang zalim
Inilah derita
Ketika…
Carut marut negeri seribu bukit semakin semrawut
Aku melihat sosok kritis
Penuh kegelisahanan apatis
Bersuara dari kejauhan bak bahtera yang mengejutkan
Ketika…
Carut marut negeri seribu bukit semakin semrawut
Ia datang membawa marabahaya
Ya marabahaya bagi kesehatan penguasa
Tuan tuan ku marah membara
Bagai kebakaran jenggot di tengah kursi empuk
Ketika…
Carut marut negeri seribubukit semakin semrawut
Ia datang berkuda membawa bendera
Visi bergandeng misi keadilan
Bukan sekedar ambisi tak bertuan
Tapi bercerita fakta di hadapan penguasa
Ketika…
Carut marut negeri seribu bukit semakin semrawut
Para sarjana bertekad akan kesuksesan
Ia bercita cita akan pengabdian
Sujud akan bangsa dan negeri
berdiri di balik penguasa negeri
ia menghibahkan diri menjadi pembisik
yang lebih berarti
ketika
semangat kami berhenti
dia datang dengan suara lantang
membangun mimpi dan mengejar cita suci
takkan pernah berhenti
ia bercerita akan kebangkitan negeri
dia menjaga semangat kami dari negeri yang jauh ini
ia pemuda desa nan sederhana
buah cinta petani lembahpepanyi
maaf kusebut nama tanpa permisi
zulkifli
Penyair Asli Pining, Gayo Lues
MahsiswaYogyakarta 2015