Redelong | Lintas Gayo- Pelayanan di RSU Muyang Kute Bener Meriah mogok. Pasien di RSU ini ada yang terpaksa dikembalikan ke keluarga, ada yang harus dirujuk ke RSU Datu Beru Takengen. RSU di Bener Meriah ini pada Jumat (3/3/2017) tidak menjalankan aktifitas. Para petugas medis di sana melakukan aksi mogok.
Pihak keluarga pasien sempat kalang kabut mengurus pasien yang dikembalikan dan dirujuk ke RSU Datu Beru Takengen. Mobil datang silih berganti di RSU ini untuk mengurus pasien yang dirujuk dan dikembalikan.
Dari informasi yang berhasil dihimpun media ini, aksi mogok itu dipicu oleh persoalan obat-obatan di RSU ini, masalah BPJS yang belum ada klaim pengganti, serta honor dan tunjangan insentif pegawai yang belum jelas.
Persoalan honor itu sudah mencuat pada Oktober 2016 lalu, namun belum mampu ditangani dengan baik. Demikian obat-obatan stok dirumah sakit ini sudah menipis. Walau persoalan itu sudah berlarut, namun petugas medis di sana tetap propesional melayani pasien, sampai ahirnya mereka melakukan aksi mogok.
Pasien yang sudah membaik disarankan kepada pihak keluarga untuk dikembalikan. Sementara pasien yang masih membutuhkan perawatan medis di rujuk ke RSU Datu Beru Takengen. Aksi gelombang rujukan itu membuat suasana di RSU Datu Beru Takengen ramai. Demikian juga dengan RSU Muyang Kute yang mengirim pasien.
Persoalan medis di sana sebenarnya jauh-jauh hari sudah pernah disampaikan ke pihak DPRK setempat, namun penanganganya lamban. Akibatnya para dokter di sana dan dokter spesialis, melakukan tugasnya tidak maksimal, karena ketersedian obat yang menipis.
Aksi mogok itu, membuat Bupati Bener Meriah Rusli M. Saleh dan Sekda Ismarisiska, beserta pihak berkompeten lainya melakukan sidak ke RSU Mutang Kute, Jumat (3/3/2017). Namun para pasien yang sudah keluar dari RSU ini tidak ada lagi yang kembali. Demikian dengan petugas medis, walau mogok, namun mereka tetap berada di RSU walau sebagianya sudah tidak ditempat.
Hingga berita ini diturunkan belum diketahui bagaimana kelanjutan dari aksi mogok di Muyang Kute, karena pihak berkompeten di sana belum mau memberikan keterangan Pers. Bahkan ketika digelar rapat di RSU itu, wartawan tidak dibenarkan untuk meliput.
Sementara itu di RSU Datu Beru Takengen, petugas medis harus bekerja ekstra dengan banyaknya pasien rujukan. “ Kita harus siapa memberikan pelayanan kepada seluruh pasien. Kita akan layani sesuai dengan kafitas RSU yang juga selama ini sudah padat dengan pasien,” sebut Hardy Yanis, kepala RSU Datu Beru Takengen. (LG 01)