Takengen|Lintasagayo.com – Tim gugus Covid-19 Kabupaten Aceh Tengah melakukan simulasi pengangkatan jenazah, pemandian di ruang mayat, sampai dengan proses penguburan di Uning Kirip.
Simulasi yang melibatkan berbagai pihak, dimulai dari RSU Datu Beru Takengon, Selasa (21/04/2020). Tahapan peragaan proses penanganan jenazah Covid-19, berlangsung mulus, walau ada beberapa cacatan khusus yang Dialeksis saksikan, perlu pembenahan dan koordinasi dengan baik.
Proses simulasi pengurusan jenazah itu berawal dari para petugas medis di RSU Datu Beru yang membuat laporan ke petugas ruang jenazah, bahwa ada korban meninggal terkena wabah Covid-19.
Petugas pemandian jenazah di ruang mayat yang terdiri dari petugas medis, pihak kepolisian dan satuan TNI, melakukan pemandian mayat dengan sempurna, mereka dibekali dengan Alat Pelindung Diri (APD), sesuai standard. Pakaian seragam putih bagai astronot.
Petugas pemandian mayat ini bertugas mengantarkan jenazah sampai ke pintu gerbang perkuburan di Uning Kirip, Takengon. Sementara petugas yang mengangkat mayat sampai ke liang kuburan, dilakukan oleh pihak Dinas Sosial.
Dalam simulasi ini, pegangkatan jenazah dari mobil jenazah hingga ke liang kuburan, petugasnya tidak dibakali dengan APD standar. Petugas dengan pakaian warna orange ini hanya mengenakan jas hujan dan wajah ditutupi masker.
Awalnya juga tanpa sarung tangan, kemudian tangan petugas ini dibaluti dengan tas plastik keresek. Giliran penguburan dilakukan oleh petugas kampung setempat. Pemandangan yang sama tentang kelengkapan APD juga terlihat saat petugsa dari kampung melakukan penguburan.
Petugas penguburan mayat hanya mengenakan jas hujan, walau sudah ditutupi masker, namun melakukan tugas dengan tangan telanjang, tanpa pengamanan. Proses simulasi penguburan jenazah Covid-19 berlangsung mulus.
Kapolres Aceh Tengah AKBP. Nono Suyanto SIK dan Dandim 0106 Aceh Tengah, Letkol Inf Valyan Tatyunis, yang dari proses awal di RSU sampai ke penguburan menyaksikan simulasi ini, mempersoalkan APD yang digunakan petugas pengangkatkan mayat dan petugas penguburan.
“Mengapa petugas ini tidak dibekali dengan APD sesuai standard. Ini baru simulasi, tidak ada masalah. Tetapi bila pasien benaran yang terkena covid-19 bagaimana?” tanya Kapolres kepada Kadis Kesehatan Aceh Tengah, Jayusman.
“Petugas pengangkatan jenazah dan penguburan juga harus dibekali dengan APD standard, sama dengan petugas yang melakukan pemandian di ruang jenazah,” sebut Dandim 0106 Aceh Tengah, Letkol, Inf. Valyan, yang berdiri disamping Dialeksis.com menyaksikan proses penguburan.
“Ini menjadi catatan kita untuk perbaikan. Kita harus menyiapkan semuanya sesuai aturan SOP,” sebut Kapolres, yang mengingatkan Kadis Kesehatan untuk menyiapkan APD bagi petugas pengangkatan jenazah dan petugas penguburan.
Kadis Kesehatan Aceh Tengah Jayusman, mendapat pertanyaan itu memberikan penjelasan, ketika nanti dilakukan penguburan pasien PDP para petugasnya akan dibekali dengan APD sesuai standard.
“Kita jangan melanggar SOP kesehatan dalam penguburan mayat. Ikutilah SOP yang benar, karena petugas yang melakukan tugas kemanusian ini sangat riskan bila tidak dibekali dengan APD standard,” jelas Kapolres.
Untuk menyeragamkan APD khususnya kepada petugas penguburan dan pengangkatan jenazah, baik Kapolres dan Dandim 0106 Aceh Tengah, dihadapan Dialeksis.com menjanjikan akan membahas persoalan itu dalam rapat resmi gugus Covid-19 Kabupaten Aceh Tengah.
“Ini pengalaman berharga, yang kurang mari sama sama kita perbaiki. Kita berusaha melakukan sesempurna mungkin,” jelas Dandim yang menurunkan 10 personilnya sama dengan Polisi juga 10 personil, dalam penangangan jenazah Covid-19, kabupaten Aceh Tengah. (baga/Dialeksis.com)