Lintasgayo.com – Mashura 36 tahun, seorang warga Pematang Lah, Kampung Kute Lintang, Kecamatan Bukit, Bener Meriah, harus dirawat di RSUD Muyang Kute, akibat penyakit yang telah dideritanya kurang lebih selama 1 tahun.
Menurut penuturan suaminya, Salpan 38 tahun, sebelum dibawa ke RSUD Muyang Kute, ia hanya membawa istri berobat ke Puskesmas. Karena Salpan tahu akibat Covid-19, pelayanan RSUD Muyang Kute sempat tutup.
“Kami juga memang tidak punya biaya berobat, mau tidak mau harus merawat istri dirumah,” kata Salpan.
Namun beberapa bulan kebelakangan penyakit istrinya, Mashura, semakin parah. Bahkan perutnya juga semakin membesar, namun apa daya karena tidak memiliki uang untuk berobat terpaksa Salpan merawat istrinya itu dirumah.
Sambil meteskan air mata, Salpan juga mengatakan, saat ini mereka tinggal bersama ketiga anaknya, dirumah ukuran 4×6 meter, milik orang tuanya.
Salpan dan keluarga, terpaksa tinggal dirumah orang tuanya, karena sekira lima tahun silam rumah miliknya hangus terbakar.
“Saya dan keluarga harus tinggal dirumah orang tua, akibat tidak punya biaya untuk membangun,” ujarnya dengan nada sedih.
Salpan menceritakan, bukan saja rumahnya yang terbakar, tetapi semua harta benda didalam rumah, termasuk satu unit sepeda motor yang merupakan transportasi keluarganya sehari-hari kala itu, juga ikut hangus dilalap api.
“Disaat kebakaran yang menimpa kami pada waktu itu, kami hanya menerima bantuan berupa peralatan dapur dan uang senilai Rp 200.000 (Dua Ratus Ribu Rupiah). Saya tidak tau dari dinas mana yang memberikan bantuan tersebut,” tutur Salpan.
Dampak dari semua kejadian itu, Salpan juga mengungkapkan, bahwa perekonomian keluarganya sangat terpuruk.
“Inilah penyebab kami bersama istri, dan tiga anak saya harus rela tinggal dirumah milik orang tua sampai saat ini, karena kami tidak mampu membangun rumah baru lagi,” terangnya.
Rumah berukuran 4X6 meter berkontruksi papan, tanpa kamar, terpaksa ditempati keluarga Salpan.Tak hanya itu, ruang sempit tersebut juga harus berbagi bersama anak-anaknya.
Salpan semakin bingung dan gundah, karena Istrinya sakit berat, sementara ia tidak memiliki biaya untuk berobat.
Pada saat dijumpai oleh awak media, Salpan menceritakan bahwa istrinya Masyura, baru kemarin hari, Selasa 25/08/2020 dibawa ke RSUD Muyang Kute.
Masyura dibawa anggota perkumpulan Sunting Pirak Salmina, yang juga merupakan aktivis perempuan dan lingkungan, dengan menghubungi ambulance PSC-119.
Untung tak dapat diraih, Bala tak dapat ditolak, satelah adanya tindakan medis, bengkak perut yang diderita istri Salpan mulai berkurang, bila dibandingkan dari hari sebelumnya.
Dengan terbata-bata, isak tangis Salpan pun tak terbendung. Ia dan keluarganya sangat berterima kasih kepada anggota perkumpulan Sunting Pirak Bener Meriah, yang telah mengantar istri berobat ke RSUD dan PSC -119 Bener Meriah.
Dalam hal ini Salpan dan keluarganya juga berharap, Pemerintah dapat membantu untuk membangun rumahnya.
“Selama ini sudah sering di usulkan reje kampung Kute Lintang, bahkan beberapa kali sudah di data namun hingga saat ini belum ada bantuan rumah yang kami terima,” terangnya.
Sementara Salmina salah satu anggota dari perkumpulan sunting pirak, dan juga aktivis perempuan mengutarakan, bahwa dia sangat miris melihat kondisi Mashura yang mengalami sakit dan tinggal di rumah yang tidak layak huni, beralamat di Kampung Kute Lintang.
“Sungguh memprihatikan melihat kondisi rumah mereka, setelah rumahnya terbakar dan tinggal dirumah milik orang tuanya, ditambah kondisinya yang sakit tersebut membuat kita sangat terharu melihatnya,” terangnya.
“Kami sabagai aktivis perempuan muncul setelah melihat kondisi Mashura, lantas kami menghubungi tim PSC-119 Kabupaten Bener Meriah untuk meminta bantuan merujuk Mashura untuk diobati di RSUD Muyang Kute,” lanjut Salmina.
Salmina juga menuturkan, setelah mendapat informasi bahwa ada masyarakat Kute Lintang butuh bantuan, tenaga medis dengan cepat merespon dan mengarahkan timnya ke tempat kejadian, pada Selasa 25/8/2020, pukul 08.15 WIB bergerak ke lokasi, dan Mushura dibawa ke RSUD Muyang Kute menggunakan Ambulan PSC 119.
Dalam hal ini, Salmina juga berharap kepada semua elemen membuka mata, untuk membatu meringankan beban keluarga Salpan yang membutuhkan uluran tangan dari para Donatur dan Darmawan. (Putra Mandala)
Editor: Fazri Gayo
Comments are closed.