Membahayakan, Balap Liar di Jalur Dua Pendopo Bupati Bener Meriah Resahkan Warga

Ilustrasi. Foto: rakyatjateng.co.id

Redelong| Lintasgayo.com – Balap liar yang dilakukan oleh sekelompok pemuda (ABG) kian meresahkan warga dan pengguna jalan di jalur dua pendopo Bupati Bener Meriah kampung Reje Guru kecamatan Bukit Bener Meriah.
Salah satu warga Reje Guru yang enggan disebutkan namanya kepada media ini Senin 26/10/20 menyampaikan kekawatirannya terhadap kegiatan anak baru gede yang menggelar balapan secara liar ini.

 

Menurutnya balap ilegal ini hampir setiap malam digelar, bahkan sampai larut malam hari, yang dilakukan oleh sekelompok anak muda,” katanya.

Lokasi balap liar. Putra Mandala/Lintasgayo.com

Hal senada juga dikeluhkan oleh Wa, salah satu pengasuh pondok pesantren Semayoen Nusantara. Ia meminta polisi untuk menertibkan kegiatan illegal tersebut karena sudah mengganggu ketertiban umum.
“Kemana kami harus mengadu hampir setiap malam di seputaran jalur dua pesantren tempat kami tinggal sudah sangat sering mendengar bisingnya suara knalpot,” kata Wa

Menurutnya, ajang balapan liar ini sudah membahayakan para Santriwan dan Satriwati yang sedang mondok di pesantrennya.

Bahkan menurutnya, sudah beberapa kali kegiatan illegal ini di ditegur oleh pihak yayasan, namun tidak juga di gubris.

“Sudah berkali-kali kami menegur pelakunya tetapi tidak digubris, malah mengajak tawuran dan kami dimaki-maki,” keluhnya.

Para ustad-ustazah, kata Wa juga sangat merasa terganggu dengan suara knalpot yang sudah di modis dan kenalpot racing. “setiap lewat di depan pesantren kami selalu digeber geber,” lanjutnya.
Wa menceritakan pada hari Jum’at yang lalu, para santri hampir saja keserempet saat hendak pergi mengambil nasi,” ungkap salah satu Ustadzah.

“Balapan liar yang kami maksud ini sudah sangat meresahkan dan mengganggu aktivitas belajar mengajar di pesantren tempat kami mengajar Santriwan dan Santriwati tidak lain dan bukan adalah putra putri kita se Kabupaten Bener Meriah ini,” sambungnya.

Wa juga mengaku sudah beberapa kali menyampaikan permasalahan ini ke intansi terkait meminta agar dibuatkan sejenis Polisi tidur, alat pembatas kecepatan atau marka kejut adalah bagian jalan sampai saat ini juga belum ada.

“Maka dalam hal ini, melalui media ini, kami dari segenap Ustad dan Ustadzah Pesantren dan masyarakat setempat memohon kepada intansi yang berwenang untuk terjun langsung atau mengadakan pengawasan pada waktu tertentu agar menindak para pelaku balap liar tersebut,” harapnya. (Putra Mandala)

Comments are closed.