Takengen | Lintasgayo – Di penghujung tahun 2021 pariwisata Aceh Tengah masih tetap menjadi kawasan wisata yang ramai dikunjungi. Negeri berhawa sejuk dengan alamnya yang indah dibanjiri manusia, baik lokal maupun dari luar.
Salah satu obyek wisata yang ramai dikunjungi adalah Wisata Pantan Terong. Objek wisata yang berhasil diterobos semasa Bupati dijabat oleh Mustafa M. Tamy ini,barada ketinggian 1.360 mdpl. Dari sana dapat dilihat hamparan kota Takengon yang dihiasi Danau Lut tawar.
Kini obyek wisata di sana menjadi sumber rejeki bagi perkampungan disekitarnya. BUMK Pelongohen, Desa Tensaran, Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, misalnya mengelola lahan parkir di kawasan Helipad.
Sementara BUMK Bahgie mengelola area parkir di seputaran jalan kawasan Pantan Terong, mereka sudah mendapat rekomendasi dari pihak Dinas Perhubungan Aceh Tengah. Namun kini kawasan area parkir itu menimbulkan masalah.
Riski, unit pariwisata BUMK Pelongohen kampung Tensaran, dalam keteranganya kepada media ini, Sabtu malam (1/1/2022) menyampaikan keluhan pemuda dan masyarakat Tensaren, terkait persoalan lahan parkir yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) Pelongohen.
Terjadi selisih faham mengenai lahan parkir antara BUMK Pelongohen dengan BUMK dari Desa Bahgie di area wisata puncak Villa Pantan Terong.
Menurut Riski, pihak kampung Bahgie yang mengelola lahan parkir badan jalan umum, telah menghalangi akses jalan ke Helipad ( Lahan parkir menuju Villa ). Dimana area parkir helipad lahan parkir menuju villa dikelola BUMK Pelongohen.
Pihaknya setuju dengan keputusan Dinas Perhubungan Aceh Tengah yang memberikan kesempatan bergilir mengelola lahan parkir jalan umum untuk Kampung Tensaran dan Bahgie. Dua kampung yang bersaudara dan mereka pada dasarnya dulunya satu kampung dan wilayah.
Namun yang menjadi persoalan, seharusnya ruas jalan untuk menuju helipad (villa Pantan Terong) jangan dihalangi bagi pengunjung kesana untuk memarkirkan kenderaanya.
“Untuk itu kami mohon, agar tidak terjadi kesalahfahaman yang berlanjut, demi kenyamanan bersama, pihak Dinas Perhubungan Aceh Tengah untuk memfasilitasi pertemuan antara BUMK Tensaran dan BUMK Bahgie. Agar semua persoalan dilapangan dapat diselesaikan dengan baik dan kekeluargaan,” sebut Riski.
“Seharusnya jalan menuju ke Helipad atau Villa jangan dihalangi. Dimana BUMK Tensaran sudah menyewa area ini untuk parkir. Pihak BUMK Bahgie silakan mengelola lahan parkir yang sudah ditetapkan Dinas Perhubungan, namun akses ke kami tolong jangan dihalangi,” pintanya.
Untuk itu, pihak BUMK Tensaran meminta pihak terkait, khususnya Dinas Perhubungan agar dapat mempasilitasi pertemuan dalam mengelola area parkir ini. Agar semua persoalan yang ada di lapangan dapat diselesaikan dengan baik, apalagi Gayo dikenal dengan adat budayanya yang santun.
Hingga berita ini diturunkan belum diketahui kelanjutan dari upaya mediasi ini, sejauh ini belum ada keterangan pasti tentang keinginan pihak BUMK Tensaran yang meminta Dinas Perhubungan Aceh Tengah untuk mempasilitasi pertemuan kekeluargaan. *** (Iqoni RS)
Comments are closed.