Oleh : Sabela Gayo*

Saya diundang oleh Global Business Initiative on Human Rights untuk menghadiri acara Roundtable for ASEAN Business Leaders pada 10 November 2011, di Kuala Lumpur Golf and Country Club (KLGCC). Pertemuan tersebut diawali dengan kata-kata sambutan oleh Puvan Salvanathan, Sustainability Advisor Sime Darby Group and Asia Representative for UN Working Group on Business and Human Rights, Dr. Makarim Wibisono, Executive Director ASEAN Foundation, Noke Kiroyan, Managing Partners of Kiroyan Partners in Jakarta and Mark Hodge, Director Global Business Initiative on Human Rights. Acara Roundtable di Kuala Lumpur merupakan acara Roundtable yang ke lima setelah sebelumnya dilaksanakan di New Delhi Desember 2009, Bogota Kolombia, Mei 2010, Kairo, Mesir Desember 2010, dan Brazil, Maret 2011.
Dalam kata sambutannya Puvan mengatakan salah satu hal yang paling menantang bagi pelaku usaha terkait dengan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) adalah menerapkan prinsip-prinsip hak asasi manusia (human rights) dalam setiap kegiatan perusahaan. Ia juga mengatakan bahwa sampai hari ini UN Working Group on Business and Human Rights sedang mempersiapkan UN Guiding Principles yang akan diajukan secara resmi UN Human Rights Council di Geneva agar dapat diadopsi oleh UN General Assembly menjadi sebuah acuan resmi bagi standar penerapan prinsip-prinsip HAM di lingkungan perusahaan, terlebih lagi kepada perusahaan-perusahaan yang disinyalir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Ia juga bersama dengan anggota UN Working Group on Business and Human Rights yang lainnya sedang menyusun draft yang berisi prinsip-prinsip bagi kelanjutan usaha di bidang Kelapa Sawit Palm Oil Sustainability Guidelines Principles. Ia menyampaikan, pihaknya sangat terbuka bagi siapa saja yang mau memberikan masukan terkait dengan draft yang sedang disusunnya.
Acara tersebut terbagi dalam 3 sesi dimana sesi pertama diisi oleh para senior panelis yang terdiri dari Melissa Kwee, Chairperson Millenia Hotel Private Limited Singapore, Edward E.Potter, Director Global Workplace Rights The Coca Cola Company, dan Manny Rubio President and CEO SN ABOITIZ Power Philippines. Kemudian dilanjutkan dengan sesi kedua yaitu Linking Human Rights and Business yang diisi oleh Bernard Claude, Director of Ethics Committee, Total Company, Venessa Zimmerman, Principal Human Rights Advisor Rio Tinto, Bill Anderson, Head of Environmental and Social Affairs Asia Pacific of Adidas Group, Maria Angert Poirson, International Social Responsibility Manager of Vale Company, Mark Nordstrom, Senior Labour and Employment Counsel, General Electric Company dan John Morrison, Executive Director Institute for Human Rights and Business. Acara sesi kedua tersebut dimoderatory oleh Alex Guaqueta, Latin America Representative for UN Working Group on Business and Human Rights. Acara sesi ketiga yaitu Common Themes in the ASEAN context yang diisi oleh Rafendi Djamin, Chairperson and Indonesian Representative for ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights, Loretta Ann Rosales, Chairperson of Commission on Human Rights of the Philippines, Salil Tripathi, Director of Policy Institute for Human Rights and Business dan Gregory Regaignon, Research Director of Business and Human Rights Resource Centre, Acara sesi ketiga dimoderatori oleh Marina Mahathir (Putri Mantan PM Malaysia).
Setelah acara tersebut ada pertanyaan yang tersirat dalam hati saya, Apakah para pelaku usaha di Aceh sudah menerapkan prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia dalam kegiatan bisnis mereka di Aceh atau belum, khususnya bagi perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit, mineral, minyak dan gas bumi di Aceh?. Bagi rekan-rekan pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) di Aceh yang ingin lebih mengetahui tentang isu Hak Asasi Manusia dan Bisnis dapat mengakses beberapa website berikut ini yaitu; www.business-humanrights.org, www.unglobalcompact.org, www.integrating-humanrights.org, www.global-business-initiative.org, www.humanrights-matrix.net, www.blihr.org, www.globalreporting.org, www.institutehrb.org, www.iblf.org, www.realizingrights.org, www.global-csr.com, www.humanrightsimpact.org, dan www.humanrightsbusiness.org
*Mahasiswa PhD in Law, Universiti Utara Malaysia (UUM)