Redelong | Lintas Gayo – Sekitar 600 anak di Kabupaten Bener Meriah, Minggu (14/10/12) mengikuti lomba maraton dalam rangka hari rangka perayaan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun atau Global Handwashing Day (15 Oktober) dan Hari Pangan Sedunia (Oktober ke-16). Anak-anak usia Sekolah Dasar (SD) ini bergabung dalam maraton terbesar di dunia yang diselenggarakan Save the Children (StC) di 40 negara.
Di Indonesia pelaksanaan maraton ini dilaksanakan di tiga tempat yaitu di Kabupaten Bener Meriah Aceh, Kabupaten Soppeng Sulawesi Selatan dan Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur. Bener Meriah dan Sopeng menggelar acara marathon pada Minggu (14/10/12). Sementara Belu menggelar maraton pada, Selasa (16/10/12).
Total peserta yg mengikuti maraton di tiga kota di Indonesia ini sebanyak 700 peserta anak-anak, dan Kabupaten Bener Meriah Aceh merupakan Provinsi yang pesertanya paling banyak dengan total 600 anak-anak usia Sekolah Dasar. 700 peserta di tiga kota di Indonesia ini bergabung dengan 20.000 anak di 40 negara mengikuti relay maraton global yang digelar selama 3 hari dari tanggal 14 dan 16 Oktober.
Menurur Patricia Norimarna dari StC, di Bener Meriah acara ini digelar di kampong Belang Sentang Kecamatan Bukit Bener Meriah tak jauh dari lokasi kantor Bupati Bener Meriah. Ratusan anak terlihat antusias mengikuti acara. Mereka kebanyakan duduk di kelas 5 dan 6 SD dengan usia rata-rata antara 10 hingga 12 tahun.
Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Bener Meriah Ruslan Abdul Gani beserta sejumlah peejabat di lingkungan Pemkab Bener Meriah. Acara dibuka dengan pelepasan Merpati dan dilanjutkan dengan melepas peserta marathon dengan diawali berlarinya Bupati, Kapolres dan sejumlah Pejabat kabupaten lainnya sebagai tanda dimulainya lomba.
Acara maraton untuk anak ini adalah upaya menyerukan kepada pemimpin-pemimpin dunia untuk mengambil langkah-langkah segera untuk mengatasi kematian anak, kelaparan dan kekurangan gizi.Anak-anak, usia 11 sampai 14 tahun.
Menurut Patricia Norimarna, lari marathon anak ini bertujuan untuk mengalahkan rekor atlet Kenya, Patrick Makau, yang menempuh jarak 42,195 kilometer dalam catatan waktu 2:03’:38”. Race for Survival – perlombaan lari terbesar yang pernah diselenggarakan untuk anak-anak di seluruh dunia – akan berlangsung di 40 negara untuk dalam rangka Hari Pangan Sedunia yang jatuh pada 16 Oktober.
Ricardo Caivano, Country Director Save the Children di Indonesia, mengatakan sekitar 151.000 anak Indonesia meninggal sebelum mencapai ulang tahun kelima mereka, karena banyak penyebab yang dapat dicegah seperti diare dan peumonia. Gizi kurang merupakan penyebab sekitar sepertiga dari kematian anak. Tanpa makanan bergizi yang mereka butuhkan, anak-anak lebih rentan terhadap penyakit dan sistem kekebalan tubuhnya melemah untuk melawan penyakit.
Sekitar 37 persen anak-anak Indonesia di bawah usia lima tahun menderita stunting (kekerdilan), akibat langsung dari kekurangan gizi anak. Menderita kekurangan gizi pada usia muda dapat berdampak buruk bagi perkembangan anak secara permanen, merusak otak dan tubuh mereka.
Di ketiga lokasi, Race for Survival ini menjadi bagian dari sejumlah kegiatan yang dilakukan dalam rangka perayaan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun atau Global Handwashing Day dan hari Pangan Sedunia. Save the Children bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat dan anak-anak di tiga kabupaten tersebut dalam pelaksanaan Race for Survival ini.
“Kegiatan ini merupakan bukti kita dari keluarga besar Kabupaten Bener Meriah bersama anak-anak kita untuk menyerukan agar banyak hal yang bisa dicegah lebih dini demi mengurangi angka kematian anak, sejak dari kandungan, Berat bayi lahir rendah, anak usii dini dengan pemberian imunisasi, ASI eksklusif, gangguan paru-paru, diare dan banyak penyakit lain yang dapat dicegah,” kata Manmagilan, Aceh Program Manager Save the Children.(SP/red.04)