Takengon | Lintas Gayo – Sebanyak 20 orang staf dari sejumlah Satuan Kerja Pemerintah Kabupaten (SKPK) Aceh Tengah dan Mahasiswa Universitas Gajah Putih Takengon selama 3 hari berturut-turut mengikuti Pelatihan PHP Programming dimulai hari ini, Rabu, 5 – 7 Obtober 2011 mendatang di kantor Dinas Perhubungan, Telekomunikasi dan Informatika Kabupaten Aceh Tengah.
Pelatihan yang terlaksana atas kerjasama Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) Republik Indonesia dengan Dishubkominfo Kabupaten Aceh Tengah tersebut bertujuan untuk peningkatan pemanfaatan Open SourceSoftware (OSS). Peserta diharapkan dapat memahami dan menggunakan script PHP serta mampu membangun aplikasi berbasis web.
Menurut Kabid Transfer Iptek Industri Strategis Kemenristek RI yang hadir di Takengon, Dr Ir Agus Sediadi MSi, pihaknya hadir atas permintaan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah untuk memberi pelatihan penggunaan OSS di Takengon.
“Kami sangat merespon keinginan Pemkab Aceh Tengah untuk menggunakan OSS karena telah terbukti akan menhemat anggaran daerah dibidang IT,” kata Dr Ir Agus Sediadi MSi sambil mencontohkan Kabupaten Pekalongan yang berhasil menghemat anggaran Rp.4 Milyar pertahun setelah menggunakan OSS.
Diungkapkan Agus Sediadi, selain Provinsi Mataram, Kabupaten Aceh Tengah adalah satu dari 2 (dua) kabupaten/kota yang paling getol berkeinginan menggunakan OSS dalam kegiatan administrasi pemerintahannya. Dan itu, pihak Kemenristek RI akan memasukkan ketiga pemerintahan ini kedalam buku Sucses Story dibidang OSS.
Terkait kendala penggunaan OSS di Indonesia, Agus Sediadi menjelaskan kendalanya bukan di teknis, tapi factor kebiasaan memakai OSS saja. “Jika dalam jangka sebulan saja dibiasakan memakai OSS, maka semuanya akan menjadi sangat mudah dan kita memakai produk yang halal,” ujarnya.
Selanjutnya terkait pengertian Open Source Software, dijelaskan Agus Sediadi, OSS perangkat lunak sumber terbuka yang pada intinya adalah perangkat lunak (software) yang kode sumber (source code) nya terbuka.
“Terbuka disini maksudnya dapat dipelajari, diubah, ditingkatkan dan disebarluaskan dengan tetap memperhatikan kaidah yang berlaku sesuai dengan lisensi perangkat lunak tersebut. Serupa dengan perangkat lunak gratis, perangkat lunak sumber terbuka juga dapat didistribusikan secara bebas sehingga tidak perlu biaya besar untuk mendapatkannya. Berbeda halnya dengan perangkat lunak gratis yang belum tentu boleh dilihat kode sumbernya,” paparnya.
Sementara untuk pemateri pelatihan tersebut disampaikan oleh Akhmat Safrudin atau biasa dipanggil Somad, seorang pakar IT di Indonesia khususnya di bidang Operating System Linux, Programming PHP, Phyton dan Database MySQL, PostgreSQL serta SQlite. (Khalis)