Asosiasi Produser Fair Trade Indonesia : Hati-hati Penggunaan Bahan Kimia Beracun

.

Takengen | Lintas Gayo – Ketua Asosiasi Produser Fair Produser Fair Trade Indonesia, Mustawalad mengingatkan masyarakat agar berhati-hati terhadap penggunaan bahan kimia yang berbahaya dan beracun. Seperti penggunaan Pestisida dan Herbisida serta bahan kimia lainnya.

Hal ini dikatakan Mustawalad, Rabu (15/2), karena saat ini sedang gencar promosi berbagai produk berbahan kimia untuk  membasmi hama pada gulma di Takengon dan Bener Meriah. “Penyemprotan bahan kimia diseputaran pemukiman dan sumber-sumber air harus dihindari mengingat dampak bahan kimia ini bagi kesehatan masyarakat”, tegas Mustawalad.

Dijelaskan Ketua Asosiasi Produser Fair Trade Indonesia, peringatan ini disampaikan karena kebanyakan produk kopi petani asal Takengon dan Redlong berbasis organic dan sangat disukai konsumen kopi dunia.

“Jika petani ketahuan memakai pestisida atau herbisida pada produk kopinya, akan sangat disayangkan karena sertifikatnya bisa dicabut sehingga merugikan petani”, rinci Mustawalad.Lebihlanjut diungkapkan Mustawalad, para produsen dan pabrikan berbagai produk kimia untuk pertanian, hendaknya secara jujur dan transaparan memberi tanda pada kemasan (label) produk.

“Harus diberi tanda tingkatan atau kadar racun sebuah produk. Racun yang berbahaya bagi manusia biasanya diberi gambar tengkorak dan diberi tanda plus (+)”, papar Mustawalad. Beberapa produk kimia yang beredar dan mengandung bahan kimia berbahaya seperti paraquat, hanya diberi tanda biasa yang mencirikan bahan berbahaya.

“Pemberian tanda harus sesuai dengan kadar kimia yang dikandung. Jangan menyamarkan tanda pada produk”, pinta Mustawalad. Mustawalad member contoh beberapa list merah untuk beberapa bahan kimia seperti DDT dan paraquat.

“Penggunaan bahan kimia untuk racun rumput dan hama tanaman akan menimbulkan dampak berbahaya bagi lingkungan. Seperti pencemaran air, membunuh mikroorganisme pada tanah dan kontaminasi pada manusia”,

Untuk itu, Mustawalad berharap agar petani lebih arif dan menggunakan musuh alami bagi hama dan gulma. “Terlalu mahal biaya menggunakan bahan kimia dimasa depan bagi kita semua dan lingkungan”, pungkas Ketrua Asosiasi Produser Fair Trade Indonesia.

Kepada Pemkab Bener Meriah, Mustawalad menghimbau agar Lut Kucak di kawasan Kampung Pondok Gresek dilindungi dari perambahan dan pembukaan kawasan untuk dijadikan perkebunan dan areal penanaman hortikultura.

“Lut Kucak harus diselamatkan dengan kebijakan karena kawasan ini merupakan kawasan reservoir air bagi penduduk di Bener Meriah. Bukan hanya untuk manusia tapi juga untuk kawanan gajah dan harimau”, tegasnya lagi. (Win Ruhdi Bathin)

.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.