IBADAH umrah dan haji adalah sebuah ibadah puncak yang menjadi dambaan umat Islam. Ibadah ini melibatkan aktivitas fisik yang menguras tenaga. Tantangan beribadah haji tidak menyurutkan niat bagi mereka yang lemah, berusia lanjut, sakit atau halangan lainnya. Meski tertatih-tatih banyak jamaah haji yang datang berkunjung ke Mesjidil Haram untuk beribadah.
Adalah pemandangan yang lazim di sela-sela jamaah yg kuat secara fisik terlihat mereka yang lemah duduk dikursi roda didorong oleh sanak familinya maupun oleh orang-orang yang di upah melakukan tawaf dan sa’i.
“Saya membayar sekitar 1.000 real untuk upah dorong,” kata Abu Bakar dari kloter 09. “Saya menderita stroke, sehingga tidak dapat berjalan seperti dulu” tambahnya. Biaya 1000 real tersebut untuk umrah (tawaf dan Sa’i) 300 real, Haji 500 real dan tawaf wada 200 real.
Jamaah haji yang membutuhkan jasa dorong ini diperkirakan tidak terlalu banyak. “Kalau dari rombongan kami, yang membutuhkan jas dorong ini hanya sekitar 5 orang dari 45 orang anggota rombongan,” dijelaskan oleh Aman Dio, JCH asal Kecamatan Bebesen.
Menurut pantauan Lintas Gayo, disamping kursi roda manual, ada pula beberapa kursi roda listrik, setelah menggali informasi lebih dalam, petugas penyewaan kursi roda masjidil Haram, Dawood mengatakan Masjidil Haram menyediakan 13.000 unit scooter (kursi roda listrik). skuter ini sangat mudah di operasikan. Stangnya mirip stang sepeda, dilengkapi dengan sepasang tuas. Tuas kanan untuk mengatur kecapatan dan tuas kiri untuk rem dan mundur.
Skuter ini dapat menganggkut dua orang. Apabila yang melakukan tawaf dan sa’i sudah sangat tua atau tidak mampu sama sekali mengendalikan sekuter, maka dapat di dampingi oleh sanak keluarga.
Biaya penyewaan skuter ini 50 real untuk tawaf dan 50 untuk Sa’i atau 100 real untuk tawaf dan Sa’i jelas Dawood dalam bahasa ingris terbata-bata. “No need any document just fulus and go” (tidak perlu persyaratan paspor, isi blangko dan lain-lain, cukup bayar dan langsung bawa). Sebelun menyewa, diizinkan untuk melakukan uji coba terlebih dahulu disertai pelatihan singkat. Setelah Setelah calon pemakai cukup yakin, bayar dikasir langsung bisa digunakan unt tawaf dan Sa’i.
“Sangat mudah, mengoperasikannya, lebih mudah dari meng operasikan lift yang banyak jadi masalah untuk jamaah berusia lanjut” jelas Zahara yang sempat mencoba mengoperasikan skuter listrik
Untuk seluruh proses sejak umrah, haji dan tawaf wada hanya membutuhkan biaya sebesar 250 real saja, atau seper empat dari biaya kursi roda dengan pendorong. Skuter ini tidak tersedia di seluruh bagian Masjidil Haram. Untuk mencari skuter ini carilah pintu Ismail No 11, langsung naik eskalator tepat di sebelah kiri eskelator pertama akan dapat langsung di jumpai tempat penyewaan skuter.
Sayangnya jamaah kloter 09 asal Gayo pada umumnya sudah sejak awal melunasi biaya sewa kursi roda dan upah dorong sehingga tidak mungkin lagi di tarik kembali “kune mi ya win…, nge meh ku lunesi ini mane lo mungkin lu rai mien” kata salah seorang ibu yang sudah membayar 1000 real.
Semoga dimasa yang akan datang biaya kursi roda dan upah sorong ini dapat lebih murah bagi jamaah kita, demikian Jali melaporkan dari Mekkah untuk Lintas Gayo.(Jali/red.04)