Takengen| Lintas Gayo – Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Aceh Tengah meluncurkan inovasi strategi pengembangan jeruk Keprok Gayo
Inovasi itu menurut Kepala Dinas Pertanian Aceh Tengah, Nasrun Liwanza berupa pengaturan jarak tanam Jeruk Keprok Gayo yang dikombinasikan dengan tanaman Kopi
“Selama ini jeruk keprok gayo ditanam tidak beraturan, sehingga hasilnya tidak maksimal,” ujar Nasrun disela peluncuran, Kamis (6/10) di Aula Badan Penyuluhan Dan Tanaman Pangan Aceh Tengah
Peluncuran Inovasi tersebut dilakukan oleh Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin yang ditandai dengan penyerahan secara simbolik 20 ribu bibit Jeruk Keprok Gayo kepada petani
Acara peluncuran turut dihadiri oleh Dandim 0106 Aceh Tengah, Letkol Inf. Didit Hari Prasetyo Putro, Kapolres Aceh Tengah, AKBP. Eko Wayudi dan sejumlah kepala SKPK terkait
Nasrun menambahkan, kebiasaan petani menanam Jeruk sebagai pelindung kopi di posisi mata lima (ditengah persegi antara tanaman kopi) menyebabkan tanaman jeruk mengalami kelembaban tinggi, sehingga rentan timbulnya penyakit cendawan yang menyerang pangkal batang dan ranting seterusnya menyebabkan tanaman jeruk mengering serta perlahan mati
“Seharusnya tanaman jeruk ditanam sebaris dengan tanaman kopi dengan berselang jarak satu jeruk diselangi 2 tanaman kopi, kemudian baru jeruk lagi,” kata Nasrun yang konsen mengembangkan strategi jarak tanam jeruk Keprok Gayo ini sebagai bagian dari Proyek Inovasi Diklatpim II yang sedang diikutinya
Pengaturan jarak tanam tersebut menurut Nasrun akan membuat tanaman jeruk lebih tahan penyakit, menyerap unsur hara dengan baik dan pada akhirnya produktivitas tanaman dan kualitas buah yang dihasilkan meningkat
Menanggapi inovasi tersebut, Bupati Nasaruddin menyambut baik upaya yang dilakukan untuk membangkitkan kembali kejayaan jeruk Keprok Gayo
Nasaruddin menyebutkan Jeruk Keprok Gayo pernah menjadi juara Kontes Buah Nasional pada tahun 1993 kemudian sudah dirilis oleh Pemerintah sebagai buah unggul Nasional pada tahun 2006
Namun demikian, eksistensi Jeruk Keprok Gayo mengalami pasang surut bahkan pernah hampir punah, namun karena perhatian pemerintah daerah setempat dan sejumlah pihak termasuk petani, akhirnya Jeruk Keprok Gayo berhasil dikembangkan kembali
Puncak pengakuan Jeruk Keprok Gayo ditandai dengan diterbitkannya sertifikat Indikasi Geografis Jeruk Keprok Gayo yang diserahkan langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kala pada 18 Juli 2016 lalu di Jakarta
“Jika masyarakat menyadari hasil dari Jeruk bisa melebihi Kopi, bahkan petani di Garut Jawa Barat sudah bisa menghasilkan 200 Kg/hektar/tahun, disini juga pasti bisa,” sebut Nasaruddin
Pengembangan jeruk Keprok Gayo yang ditanam berdampingan dengan tanaman kopi menurut Nasaruddin semakin meningkatkan penghasilan petani
“Jeruk dan kopi masa panennya tidak sama, sehingga ketika tidak panen kopi, petani bisa panen jeruk, sehingga penghasilan petani kita tidak pernah putus dan tentunya ekonomi masyarakat juga akan meningkat,” demikian Nasaruddin.(MK/LG010)