Banda Aceh — Proyek jalan Ladia Galaska sudah diganti namanya menjadi Jalan Lintas Barat-Timur. Demikian dikatakan Kepala Dinas Bina Marga Aceh, Muhyan Yunan kepada wartawan di Hotel Grand Nanggroe, Selasa (14/6). Usai berbicara tentang pengurangan kemiskinan di Aceh, Muhyan mengatakan tidak ada istilah tuntas terkait pembangunan jalan eks Ladia Galaska itu.
Muhyan mengatakan untuk namanya sudah diganti menjadi Jalan Lintas Barat-Timur. Saat ini pihak donatur dari JICA sedang melakukan proses lelangnya sehingga tahun 2011 ini diharapkan sudah ada pemenangnya untuk membangun ruas jalan Takengon — Tan Saran menuju Belang Kejeren sepanjang 75 Km.
JICA mengalokasikan dana Rp 580 Milyar untuk selama dua tahun. Selain itu, dana yang bersumber dari APBN dan APBA itu akan membangun ruas-ruas jalan yang tidak ditangani oleh JICA. Menurut Muhyan ada jalan lintas nasional, jalan strategis nasional dan jalan provinsi.
“Kalau kita tidak bangun bagaimana masyarakat mendapatkan transportasi,” kata Muhyan yang mengajak agar teman-teman media perlu memantau pelaksanaan pembangunan jalan eks Ladia Galaska itu. Mengapa tidak tuntas ? karena begitu sudah dibangun didepan nanti maka dibelakangnya rusak lagi. “Sehingga jalan itu tetap kita bagun terus,” kata Muhyan yang mengaku Aceh juga termasuk daerah yang rawan dengan bencana.
Ketika ditanya sikap Pemerintah Aceh terkait ada pihak-pihak yang menentang pembangunan jalan itu, Muhyan mengatakan bahwa pembangunan jalan itu untuk kepentingan masyarakat. Dengan adannya jalan itu sehingga masyarakat yang berada di daerah pedalaman bahkan terisolir sekalipun bisa terbantu. (Firman Hidayat | The Globe Journal)