Takengen | Lintas Gayo : Imam Masjid California, Alaudin Al-Bakry kunjungi Unit Kegiatan Mahasiswa Lembaga Dakwah Kampus (UKM LDK) Simahtuah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Gajah Putih dan UKM LDK Fosma Fathanah Universitas Gajah Putih, Jum’at (17/06).
Alaudin Al-Bakry ini adalah keturunan asli Palestina yang kemudian diminta untuk menjadi Imam Masjid di California. Kunjungan utamanya ke Takengon dalam rangka memantau dan membina pelaksanaan Panti Asuhan Yayasan Noordeen yang ditugaskan oleh donatur Yayasan di Amerika.
Dalam pertemuan tersebut banyak hal yang dia sampaikan mengenai kondisi dan perkembangan Islam di Amerika serta perbandingannya dengan Islam di Indonesia. Dalam penyampaiannya ia menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa Arab, dan lebih dominan menggunakan Bahasa Arab kemudian diterjemahkan oleh Khairul Huda Alumni Insitut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatra Utara. Berikut petikan pengantar dan diskusinya.
Dipaparkan Alaudin Al-Bakry, muslim di Amerika sangat bersemangat dalam segala hal, terutama mahasiswa. Islam mengikuti zaman dimanapun berada. Muslim di Takengon juga saya lihat sangat semangat banyak yang bisa berbahasa Arab dan bahasa Arabnya bagus. Orang-orang Amerika belajar bahasa Arab ke Yaman, ke Mesir, Suriah dan ke negara-negara timur Tengah lainnya. Tapi saya berpikir lebih baik jika belajar di Indonesia, karena di timur tengah meraka menggunakan ammiyah (bahasa pasaran) di Indonesia orang menggunakan bahasa Fushah (asli). Islam mengikuti zaman dimanapun berada, orang Islam belajar matematika, bahasa Inggris, Bahasa Arab, dan lain-lain. Untuk apa kita belajar?, pasti jawabannya untuk mendapatkan pekerjaan, untuk mendapatkan uang. Tapi belajarlah ikhlas karena Allah, untuk memperbaiki diri, untuk memperbaiki umat. “Khulafaurrasyidin dulu mereka membaca kitab, belajar dari masa lalu dan tujuan belajar adalah untuk menguasai dunia,” kata Alaudin Al-Bakry.
Dikatakan lebih jauh bahwa kita butuh agama, sebagaimana kita butuh air, makanan dll. Untuk itu kita harus tahu permasalahan umat, kalau kita tahu masalahnya kita juga tahu solusinya apa, begitu juga ilmu untuk menyelesaikan masalah. Sebagai muslim kita harus tahu tugas kita apa, banyak orang Amerika buat tato, rambut diwarnai, ketika ditanya untuk apa, dia jawab dia ingin berbeda. Padahal Allah telah menciptakan kita berbeda, ruh nya berbeda, wajahnya berbeda, bahkan dalam kebaikan pun kita berbeda. Ada orang yang bisa berbuat baik, tapi belum tentu kita bisa, jadi jangan buat kita berbeda lagi.
“Adik- adik mahasiswa juga ketika berbicara untuk menyampaikan Islam tidak perlu berbicara tentang syirik atau teori-teori saja. Tapi bicaralah permasalahan mereka, misalnya tingginya perceraian di Takengon ini, cari masalahnya apa, kemudian beri solusinya, misalnya beri pelajaran bagaimana menjadi suami istri yang baik, jadi ayah dan ibu yang baik. Berbicara tentang kebersihan, saya lihat kok banyak sekali sampah, berbicara tentang kepemimpinan,” sarannya.
Selanjutnya dalam sesi diskusi, sejumlah pertanyaan diajukan oleh peserta yang hadir dan dijawab oleh Alaudin Al-Bakry. Athahirah dari Lintas Gayo sempat mencatat beberapa petikannnya :
Dulu Bahasa Arab sangat masyhur dan menjadi Bahasa di dunia, tapi kenapa sekarang tidak?, justru Bahasa Inggris yang menjadi Bahasa dunia, ini kenapa?
“Ketika seorang muslim bangga dengan bahasa qur’an, bangga dengan bahasa Arab. Ia akan menggunakan bahasa bahasa Arab. Dulu di Spanyol orang-orang menggunakan Bahasa arab untuk menunjukkan bahwa mereka terpelajar, tapi di Indonesia menggunakan Bahasa Inggris. Di Spanyol mereka juga menggunakan surban dan jubah. Orang-orang Spanyol sangat membanggakan Islam. “
Apa perbedaan Bahasa Arab di Mesir dengan di Indonesia?
“Bahasa Arab di Mesir sudah terkontaminasi dengan bahasa ammiyah (bahasa pasaran) sementara di Indonesia menggunakan bahasa Fushah atau bahasa asli. Kalau cari bahasa Arab yang bagus lebih baik di Indonesia daripada di Mesir .”
Bagaimana cara menumbuhkan rasa percaya diri dalam berbuat kebaikan ?
“Sering-seringlah berbuat kesalahan, kalau kita berbuat kesalahan itu artinya kita sedang belajar. Kita juga harus merasa bangga dengan kondisi kita di sini ,seharusnya jangan merasa minder walau dengan orang amerika sekalipun. Walaupun kita melihat orang amerika banyak yang berhasil, mereka punya organisasi yang teratur, team work nya kuat. Apa yang baik dari mereka kitra ambil hikmahnya.”
Apakah benar Thibbun Nabawi juga berkembang di Amerika?
Di Amerika ada Thibbun Nabawi, ada organisasi Thibbun Nabawi untuk mengobati orang-orang. Selanjutnya ada juga organisasi obat-obatan untuk muslim, ada penelitian masalah Thibbun Nabawi, di Amerika segala sesuatu harus melalui penelitian karena jika tidak tidak akan diakui, ada pertemuan setahun sekali. Jadi Thibbun Nabawi ini sudah ada meskipun belum berkembang pesat tapi sedang diupayakan terus untuk dikembangkan.
Bagaimana perkembangan Islam di Amerika dan bagaimana orang Amerika belajar Islam?
Metode belajar di Amerika berbeda dengan di Indonesia. Mereka belajar di Islamic Center. Dalam Islamic Center di lengkapi dengan fasilitas seperti masjid, perpustakaan, ruang diskusi, rtestorant, jasa memandikan jenazah, kursus bahasa, belajar Al-Qur’an, semua terpusat di Islamic Center, didalamnyalah orang belajar Islam. Di Indonesia orang dengan mudah belajar Islam. Islam di Amerika sangat berkembang disetiap 50 wilayah di Amerika. Setiap 1 minggu berdiri 1 masjid, dan di masjid-masjid inilah orang-orang juga belajar Islam.
Bagaimana kehidupan muslim disana, dan bagaimana mereka mengembangkan potensinya
“Kehidupan di Amerikan sama juga seperti di negeri Syam dulu, disana banyak orang mabuk-mabukan, banyak orang bermaksiat, tapi ada juga yang belajar Qur’an, Islam, ada banyak ulama. Artinya yang jahat ya jahat, yang baik ya baik. Muslim di Amerika tidak terpengaruh dengan kondisi itu. Yang mau pergi ke diskotik ada jalannya, yang mau pergi ke masjid juga ada jalannya. Ada juga muslim tidak paham dengan Islam, tidak mengajarkan Islam pada anak-anaknya. Untuk meningkatkan kualitas kita dapat mengambil pelajaran dari shalat berjama’ah. Ada 3 pelajaran yang dapat diambil, pertama Team work yang kuat, seperti yang dilakukan orang Amerika. Kedua organisasi yang teratur. Dan ketiga leadership dipimpin oleh seorang Imam yang baik, itu yang dilakukan orang amerika sehingga mereka berhasil. Orang Amerika mengambil pelajaran dari shalat orang Islam.
Amerika adalah Negara Super Power jangan dalam mengatur orang-orang di negaranya, peraturan dan kebijakan di Negara lain pun Amerika memiliki peranan yang kuat. Lalu bagaimana dengan Muslim di Amerika, apakah mereka tidak mengalami penindasan?
Memang muslim di Amerika terintimidasi pada dasarnya, banyak juga muslim dari Spanyol dan dari negera-negara lain juga di intimidasi karena berbeda ras dengan orang Amerika. Hanya saja muslim di Amerika memiliki organisasi yang kuat bahkan sangat kuat, sehingga mereka mampu memperjuangkan hak-haknya, mereka juga bisa melapor ke kehakiman atas hak-hak mereka yang tertindas. Sehingga atas nama hak asasi manusia mereka juga terlindungi oleh Negara. Organisasi mereka juga harus organisasi yang baik dan kuat agar Negara mengakui mereka,ditakuti oleh orang-orang Amerika. Sebelum saya dating ke Indonesia, Takengon ini khususnya saya pernah berbincang-bincang dengan orang kehakiman ia mengatakan, kami tidak mau mengganggu orang Islam, contohnya ada orang yang memecahkan Masjid di hukum 14 Tahun penjara.
Bagaimana pengelolaan sampah di Amerika, seperti yang ustadz katakan tadi di Indonesia khususnya Takengon masih banyak sampah
Saya tidak menjawab bagaimana pengelolaan sampah, karena ini bukan spesialisasi saya, tapi saya dapat katakan untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih, biasakan diri tidak membuang sampah sembarangan, terutama sampah plastic, sampah plastic ini sangat berbahaya, bisa menghilangkan kesuburan tanah. Di Amerika mahasiswa yang bergerak, menjadi contoh untuk masyarakat agar mencegah buang sampah sembarangan. Untuk daur ulang saya bisa mendatangkan ahlinya untuk mengajarkan bagaimana mendaur ulang sampah.
(athahirah)