Takengen | Lintas Gayo : Pembawa Tausyiah pada Dzikir dan Wisata Dakwah yang digelar Pengurus Wilayah Al-Wasliyah dilapangan Setdakab Aceh Tengah, Minggu (19/6) pagi, DR. Akhyar Zein, MA mengingatkan agar ummat Islam menyempurnakan janjinya kepada Allah SWT, sehingga Allah akan membalasnya dengan menyempurnakan janjiNya.
Dihadapan ribuan jamaâah yang hadir dari seluruh Aceh tersebut, dosen Pasca Sarjana di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara ini menceritakan pada masa Rasulullah SAW dan para sahabat jika menginginkan sesuatu maka mereka akan melakukan aktivitas terlebih dahulu, menunjukkan kepada Allah usaha mereka. Seperti kutipan Firman Allah barangsiapa yang menyempurnakan janjinya kepadaKu maka akan kusempurnakan janjiKu.
Akhyar mengambil contoh ketika Rasulullah SAW akan menghadapi perang, Ia bernadzar akan berpuasa terus menerus hingga perang tiba dengan mengharap sebuah kemenangan, kendatipun nantinya tidak menang tetap akan mendapat pahala.
âBerbeda dengan keadaan saat ini, ketika pilkada akan berlangsung maka para kandidat berlomba-lomba bernadzar akan berpuasa seminggu penuh jika menang. Lalu bagaimana jika tidak menang?â peserta dzikir akbar tersenyum sipu menanggapi pertanyaan doktor tersebut.
âSaya berharap kegiatan Jamaâah Al-Wasliyah ini dapat mendongkrak terhapusnya kemiskinan di Tanoh Gayo. Tidak perlu mengambil tindakan memberantas aliran sesat karena tidak akan pernah habis, diberantas satu maka timbul lagi yang lainnya. Ternyata setelah dikaji hal mendasar dari pengikut aliran sesat tersebut adalah masalah perekonomian. Mereka yang bersedia menjadi pengikut minimal di bayar Rp.750.000 perhari, begitu juga dengan Pekerja Seks Komersial (PSK) berdasarkan hasil penelitian hanya segelintir saja yang melakukannya karena iseng, selebihnya karena keadaan perekonomian rumah tangga merekaâ, paparnya.
Ia menceritakan pengalamannya ketika mengelola dana zakat yang tidak sepenuhnya  dihabiskan, namun menjadikan uang tersebut sebagai modal untuk diberikan kepada rakyat miskin. Dan hasilnya sangat memuaskan, perlahan tetapi pasti penggalakan zakat produktif membantu mengurangi angka kemiskinan. Ia juga menghimbau agar pengamalan Islam dalam kehidupan bukan hanya simbol semata.
Makna dzikir menurut Akhyar berarti mengingat, namun bukan berarti menyebut nama yang kita ingat berulang-ulang. “Pengertiannya seperti mengingat orang tua melalui kasih sayangnya, usahanya dalam memenuhi kebutuhan anaknya, begitu juga cara seorang hamba mengingat tuhannya,” ujar Akhyar dibagian akhir tausyiahnya.
Dalam acara tersebut, selain berdzikir dan berwisata dakwah, juga digelar pelantikan Pengurus Wilayah Al-Wasliyah Aceh periode 2011-2015. Acara tersebut memilih tema âMembangun Komitmen Bersama Dalam Pelaksanaan Syariat Islam di Tanoh Gayoâ juga dihadiri Bupati Aceh Tengah, Ir H Nasaruddin, MM dan unsur Muspida setempat.
Bupati Aceh Tengah, sebelum tausyiah tersebut juga diberi kesempatan untuk memberikan kata sambutan. Orang nomor satu di Aceh Tengah ini menekankan pentingnya upaya memperkokoh persatuan, ukhuwah islamiyah, berjuang bersama membangun bangsa dan daerah agar tercipta rasa aman, adil dan masyarakat yang sejahtera.
Pantauan Lintas Gayo, mayoritas peserta dzikir dan wisata dakwah mengenakan pakaian serba putih, seorang wanita lanjut usia yang tidak mengenakan pakaian serba putih mengaku tidak sengaja menghadiri kegiatan ini kendati ia merupakan Jamaâah Al Wasliyah.
Habibah warga Desa Bies Penantan mengatakan dirinya datang ke Kota Takengen karena melayat kerumah temannya yang meninggal dan tidak tahu menahu adanya kegiatan dzikir akbar ini, âmungkin yang datang adalah warga dusun lain, atau rombongan dari Bies belum pada datangâ ujarnya berpositive thinking. Namun demikian ia merasa senang dapat mengikuti acara dzikir dan dakwah wisata tersebut.(Ria Devitariska)